Ekonomi Politik Komoditas dan Produkai Ruang: Analisa Kritis Produksi Ruang Ekowisata Berbasis Komoditas Kabupaten Sumedang
Putera Parikesit Pringgandany, Drs. Lambang Trijono, M.A., Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Sosiologi
Penelitian mengenai ekowisata berbasis komoditas sangat
menarik untuk dikaji karena memiliki dinamika penuh kontroversi tersendiri
dalam konstelasi produksi ruang seperti kontradiksi gagasan idealis dengan
implementasinya yang cenderung eksklusif. Studi ini ditujukan untuk
mengeksplorasi proses keberlangsungan komodifikasi terhadap ruang, budaya dan
komunitas lokal atas dasar kepentingan pariwisata sebagai bentuk penciptaan
citra terhadap Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan gagasan Henri
Lefebvre yaitu produksi ruang serta gagasan komodifikasi dari Polanyi sebagai
konsep dasar dengan studi analisis kritis terhadap produksi ruang ekowisata
berbasis komoditas madu di Kabupaten Sumedang dengan menggunakan ekonomi
politik sebagai unit analisis untuk mengkaji perkembangan dan dominasi
pariwisata di Kabupaten Sumedang, mengidentifikasi aktor-aktor kunci dan
perannya dalam pembangunan pariwisata serta meninjau seberapa jauh ekowisata
mampu mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam produksi ruang. Hasil
analisis menunjukkan dalam keberlangsungan pembangunan pariwisata di Kabupaten
Sumedang masih kental akan intervensi-intervensi kapitalistik (aspek ekonomi)
sehingga mendegradasikan nilai guna ruang kota serta melimitasi partisipasi
masyarakat lokal. Namun, di tengah dominasi suprastruktur dalam aktivitas
pariwisata, terdapat gelombang gerakan/perjuangan masyarakat lokal yang
berlandaskan pada nilai dan prinsip kasundaan juga memanfaatkan
komoditas madu sebagai upaya mempertahankan kuasa/kontrol terhadap wilayah
tempat tinggal mereka sendiri guna mewujudkan “Hak Atas Kota”. Namun demikian,
sebagai sebuah arus gelombang baru dalam studi perkotaan dan pembangunan,
tentunya penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut guna menghasilkan
kajian yang komprehensif.
Research on commodity-based ecotourism is very interesting to study
because it has its own controversial dynamics in the constellation of space
production such as the contradiction of idealistic ideas with its implementation which tends to be exclusive. This study aims to explore the ongoing process of commodification of space, culture and local communities on the basis of tourism
interests as a form of image creation for Sumedang Regency. This research uses
Henri Lefebvre's idea of spatial production and Polanyi's idea of
commodification as basic concepts with a critical analysis
study of the production of honey commodity-based ecotourism space in Sumedang Regency using political economy as
a unit of analysis to examine the development and dominance of tourism in
Sumedang Regency, identify key actors and their roles in tourism development
and review how far ecotourism is able to encourage local community
participation in spatial production. The results of the analysis show that the
sustainability of tourism development in Sumedang Regency is still thick with
capitalistic interventions (economic aspects) that degrade the use value of
urban space and limit the participation of local communities. However, in the
midst of superstructure domination in tourism activities, there is a wave of local
community movements/struggles based on kasundaan
values and principles that also utilize honey commodities as an effort to
maintain power/control over their
own living areas in
order to realize
the "Right to the City".
However, as a new wave in urban and development studies, it is certainly
important to conduct further research to produce a comprehensive study.
Kata Kunci : Produksi Ruang, Komodifikasi, Ekowisata, Madu, Hak Atas Kota