Hubungan antara manusia dan lingkungan menghasilkan bentuk adaptasi secara lokal di area hunian manusia. Hasil ekskavasi di Situs Palemba, Kalumpang, Sulawesi Barat menunjukkan bahwa situs tersebut dimanfaatkan sebagai area hunian yang kompleks pada Masa Logam Awal. Adanya karakter hunian kompleks tersebut mengindikasikan bahwa manusia penghuni Situs Palemba telah melakukan adaptasi dengan kondisi lingkungannya. Riset ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan yang diadaptasi oleh penghuni Situs Palemba pada masa lampau melalui keanekaragaman tumbuhan yang hidup di dalamnya. Selain itu, riset ini juga menyelidiki upaya pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan manusia pendukung budaya Logam Awal di Situs Palemba. Metode analisis yang diterapkan adalah analisis morfologi, ornamentasi, ukuran, dan kondisi kerusakan pada butir pati dan fitolit. Kedua mikrofosil tersebut diekstraksi dari sedimen dan residu pada fragmen gerabah dari lima kotak ekskavasi, yakni aXXV yang diekskavasi pada tahun 2013, dan Kotak A-BXXV, BXII, BXIII, dan AXIII yang diekskavasi pada tahun 2022.
Hasil riset menunjukkan bahwa lingkungan biotik berupa tumbuhan di Situs Palemba mengalami perubahan dari masa penghunian awal hingga saat ini. Ragam tumbuhan pada masa penghunian awal sekitar 700-400 BC menunjukkan kondisi hutan terbuka dengan dominasi tumbuhan berkayu dan rumput. Kondisi tersebut relatif tidak banyak mengalami perubahan saat masa penghunian intensif pada 250-400 AD, kecuali melimpahnya tumbuhan palem. Pada masa penghunian setelah 400 AD, lingkungan Situs Palemba berubah menjadi hutan dengan semak belukar. Sementara itu, ragam tumbuhan yang banyak ditemukan di Situs Palemba saat ini berupa rumput-rumputan. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan area situs saat ini sebagai kebun jagung. Identifikasi butir pati dan fitolit juga menunjukkan adanya tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia pendukung budaya Logam Awal, yaitu sebagai konstruksi rumah, peralatan, konsumsi, dan obat. Tumbuhan yang kemungkinan dimanfaatkan untuk konstruksi rumah, yakni tumbuhan berkayu, palem, bambu, dan ilalang. Tumbuhan yang kemungkinan dapat digunakan sebagai peralatan, yakni tumbuhan berkayu, palem, bambu, dan ilalang. Sementara itu, tumbuhan yang kemungkinan dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau bumbu, yakni padi, cantel, jali, palem (sagu), talas, ubi kelapa, bambu, pisang, cengkih, pala, dan ketumbar. Adapun tumbuhan yang kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai obat, yakni kelapa, pala, dan cengkih.
The relationship between humans and the environment led to a local adaptation in the settlement area. The excavation at Palemba Site, Kalumpang, West Sulawesi, showed the site was a complex settlement area in the Early Metal Period. This complex settlement indicates that the human occupants of the Palemba Site have adapted to their environmental conditions. This research aims to understand the environment of the Palemba Site, which humans have adapted through the diversity of plants that live in it. In addition, this research also investigates human plant utilisation during the Early Metal Age at the Palemba Site. The methods applied were analyses of the morphology, ornamentation, size, and damage conditions of starch grains and phytoliths. Both plant microfossils were extracted from sediments and residues on pottery fragments from five excavation squares, such as aXXV, excavated in 2013, and squares A-BXXV, BXII, BXIII, and AXIII, excavated in 2022.
This research shows that the biotic environment in the form of plants at the Palemba Site has changed from the early occupation period to the present. During the early occupation period, around 700-400 BC, plant diversity was an open forest with the dominance of woody plants and grasses. This condition did not change during the intensive occupation period of 250-400 AD, except for the abundance of palms. During the occupation period after 400 AD, the Palemba Site environment changed into a dense forest with shrubs. However, the variety of plants found at the Palemba Site today is in the form of grassland. This is associated with the site's utilisation as a corn farm. The identification of starch grains and phytoliths also obtained economic plants that humans utilised during the Early Metal Era for house construction, tools, consumption, and medicine. Woody plants, palms, bamboo, and cogongrasses are used for house construction. These plants build parts of the house from poles, walls, and roofs. Plants that can be used to make tools, such as woody plants, palms, bamboo, and cogongrasses. Moreover, plants that will likely be consumed as food or seasonings are rice, sorghum, job's tears, palm (sago), taro, purple yam, bamboo, bananas, cloves, nutmeg, and coriander. Lastly, the plants that may be used as medicine are coconut, nutmeg, and cloves.
Kata Kunci : arkeobotani, butir pati, fitolit, Situs Palemba, Masa Logam Awal