Payment for Ecosystem Services in Agroforestry: The Case Study of Cocoa Farmers in Polewali Mandar, Indonesia
Yuanda Pangi Harahap, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. ; Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc.
2024 | Tesis | S2 Manajemen
Menurunnya produksi kakao menjadi tantangan yang signifikan bagi beberapa negara produsen, termasuk Indonesia, di mana budidaya kakao sebagian besar dikelola oleh perkebunan rakyat. Mengintegrasikan pertanian kakao dengan wanatani menawarkan strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan hasil pertanian dan juga memberikan berbagai manfaat ekosistem. Skema insentif ekonomi, seperti pembayaran jasa eksosistem (PES) bertujuan untuk mendorong adopsi model wanatani kakao. Namun, adopsi praktik wanatani dan skema PES masih terbatas di Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tingkat penerimaan wanatani di kalangan petani kakao dan komponen-komponen kunci yang diperlukan untuk implementasi PES yang efektif.
Studi ini menggunakan teori penerimaan untuk menilai tingkat penerimaan wanatani di kalangan petani kakao dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penerimaan mereka. Selain itu, teori pemangku kepentingan digunakan untuk mengeksplorasi peran dan kepentingan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan skema PES wanatani kakao. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor kakao di Kabupaten Polewali Mandar, untuk memastikan pemahaman yang komprehensif mengenai dinamika sektor ini.
Temuan menunjukkan bahwa lebih banyak petani yang menolak daripada yang menerima untuk mengadopsi wanatani kakao karena kekhawatiran akan potensi penurunan pendapatan akibat penyesuaian hasil panen kakao. Meskipun demikian, ketertarikan sektor swasta terhadap proyek-proyek PES membuka peluang untuk mempromosikan praktik-praktik wanatani kakao. Keterlibatan pemangku kepentingan yang efektif dalam skema PES sangat penting untuk memaksimalkan pendanaan, dengan mempertimbangkan jasa ekosistem, tata kelola, kelayakan ekonomi, dan mekanisme pembayaran. Terakhir, studi ini berkontribusi pada literatur mengenai penerimaan petani terhadap wanatani dan skema PES pada produksi kakao di Indonesia. Wawasan mengenai faktor penerimaan dan keterlibatan pemangku kepentingan menggarisbawahi jalur untuk meningkatkan implementasi wanatani dan PES, yang mendukung produksi kakao berkelanjutan.
Declining cocoa production poses a significant challenge for several producing countries, including Indonesia, where cocoa cultivation is primarily managed by smallholder plantations. Integrating cocoa farming with agroforestry offers a promising strategy to boost agricultural yields and also provides a range of ecosystem benefits. Economic incentive schemes, such as Payment for Ecosystem Services (PES) aim to encourage adoption of cocoa agroforestry models. However, the uptake of agroforestry practices and PES schemes remains limited in Indonesia. Therefore, it is crucial to understand the level of acceptance of agroforestry among cocoa farmers and the key components necessary for effective PES implementation.
This study employs acceptance theory to assess the level of acceptance of agroforestry among cocoa farmers and identifies the factors influencing their acceptance decisions. Additionally, stakeholder theory is utilized to explore the roles and interests of stakeholders involved in the development of a cocoa agroforestry PES scheme. Data were collected through semi-structured interviews with a diverse range of stakeholders in the cocoa sector in Polewali Mandar Regency, ensuring a comprehensive understanding of the sector's dynamics.
Findings reveal that more farmers rejected than accepted adopting cocoa agroforestry due to concerns over potential income reduction from cocoa yield adjustments. Nonetheless, private sector interest in PES projects creates avenues to promote cocoa agroforestry practices. Effective stakeholder engagement in PES schemes is pivotal for maximizing funding, considering ecosystem services, governance, economic viability, and payment mechanisms.
Lastly, this study contributes to literature on farmer acceptance of agroforestry and PES schemes in Indonesian cocoa production. Insights into acceptance factors and stakeholder involvement underscore pathways to enhance agroforestry and PES implementation, supporting sustainable cocoa production.
Kata Kunci : Payment for Ecosystem Services, Cocoa Agroforestry, Stakeholder Engagement.