Perbandingan Efektivitas Ondansetron dengan Metoklopramid dalam Tatalaksana Mual dan Muntah Pasca Bedah Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone

Rahmah Haerunnisa Halim, Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, M.Si. ; Dr. apt. Purwantiningsih, M.Si.

2024 | Tesis | S2 Mag.Farmasi Klinik

Latar Belakang: Mual dan muntah setelah bedah merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah prosedur sesar. Ondansetron dan metoklopramid adalah agen anti emetik yang sering digunakan untuk mengelola kondisi tersebut di RSUD Tenriawaru. Meskipun kedua obat ini telah banyak digunakan, perbandingan efektivitasnya dalam program Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) masih terbatas.

Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas antara pemberian ondansetron dengan metoklopramid dalam kejadian mual dan muntah setelah bedah sesar dengan metode ERACS. 

Metode: Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif. Subjek penelitian adalah wanita yang bersalin secara sesar dengan metode ERACS di RSUD Tenriawaru dari bulan Juni-Juli 2024. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ondansetron iv 8 mg (n=95 pasien) dan kelompok metoklopramid iv      10 mg (n=99 pasien). Efektivitas terapi dinilai menggunakan skor numerik mual dan muntah, dengan skor 0-3 menggambarkan tingkat keparahan PONV. Perbandingan efektivitas antara kedua kelompok dan pengaruh variabel perancu dianalisis menggunakan Fisher’s Exact.

Hasil: Pada kelompok ondansetron sebanyak 92 pasien tidak terjadi mual dan muntah (47,4%) dan pada kelompok metoklopramid sebanyak 94 pasien (48,5%). Hanya 3 pasien yang mengalami mual pada kelompok ondansetron (1,6%) dan 5 pasien mengalami mual pada kelompok metoklopramid (2,5%). 

Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara ondansetron dengan metoklopramid sebagai tatalaksana mual dan muntah setelah operasi ERACS di RSUD Tenriawaru kabupaten Bone (nilai p=0,721)

Background: Nausea and vomiting after surgery are common complications following cesarean procedures. Ondansetron and metoclopramide are antiemetic agents frequently used to manage these conditions at RSUD Tenriawaru. Although both medications are widely used, there is limited comparison of their effectiveness within the Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) program.

Objective: To determine the difference in effectiveness between the administration of ondansetron and metoclopramide in the incidence of nausea and vomiting after cesarean section using the ERACS method. 

Methods: This study is a prospective cohort research. The subjects were women who underwent cesarean delivery using the ERACS method at RSUD Tenriawaru from June to July 2024. Patients were divided into two groups: ondansetron IV 8 mg group (n=95 patients) and metoclopramide IV 10 mg group (n=99 patients). The effectiveness of the therapy was assessed using a numerical scoring system for nausea and vomiting, with scores ranging from 0 to 3 representing the severity of PONV. The comparison of effectiveness between the two groups and the impact of confounding variables were analysed using Fisher’s Exact test.

Results: In the ondansetron group, 92 patients did not experience nausea or vomiting (47.4%), while in the metoclopramide group, 94 patients did not experience these symptoms (48.5%). Only 3 patients in the ondansetron group experienced nausea (1.6%), and 5 patients in the metoclopramide group experienced nausea (2.5%).

Conclusion: There was no significant difference in effectiveness between ondansetron and metoclopramide in managing nausea and vomiting after ERACS surgery at RSUD Tenriawaru kabupaten Bone (p-value = 0.721).

Kata Kunci : PONV, ERACS, anti emetik, ondansetron, metoklopramid