Laporkan Masalah

Kuku Berkarat, "Tebal" Dompetnya : Dinamika Kelas Sosial dalam Kegiatan Produksi Tambak di Kawasan Delta Mahakam

RATNASIWI TRIARI AMBARWATI, Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.

2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Penelitian ini menyelidiki penyebab ekspansi lahan tambak yang hanya dilakukan oleh para petani besar, meskipun pengklaiman lahan dilakukan dengan mudah, harga lahan relatif murah, dan tanpa adanya penggunaan pakan udang. Argumentasi dihadirkan melalui data studi etnografi selama dua periode ( Juli – Agustus dan November - Desember 2023) dengan pendalaman efektif selama 34 hari. Tambak dilihat sebagai kegiatan produksi dengan fokus analisis meminjam konsep ekonomi politik perubahan agraria oleh Henry Bernstein. Hasil penelitian menemukan bahwa format kesenjangan sosial yang terbentuk dibangun melalui ketidakmerataan distribusi kemakmuran atas kontrol kuasa petani besar. Potret kontrol kuasa terbentuk dari ketergantungan antara modal dan tenaga kerja yang dimanfaatkan untuk akumulasi keuntungan. Akumulasi tersebut dikemudikan melalui mekanisme ikatan pinjaman, manipulasi penjualan, dan monopoli hasil panen. Selain itu, mereka memiliki sumber perputaran modal dari perusahaan ekspor atau bank, pelaksana proyek, bursa politik, dan penyewaan mess perusahaan (Pertamina Hulu Mahakam). Sedangkan, himpitan reproduksi sederhana akibat resiko ekologis dan penurunan harga udang memperlihatkan bahwa petani kecil dan menengah lebih berpotensi mengalami kerugian. Oleh karena itu, mereka memilih untuk menjual tambak, beralih atau mencari sampingan pekerjaan di sektor luar tambak seperti nelayan rengge’, udang papai, dan tudei demi menyambung hidupnya yang hanya sebagai alternatif subsisten – tidak  menjadi jalan keluar untuk melakukan akumulasi kekayaan seperti petani besar.

This research investigates the causes of pond expansion by large farmers despite easy land claims, relatively low land prices, and the absence of shrimp feed. Arguments are presented through ethnographic study data over two periods (July - August and November - December 2023) with 34 days of effective immersion. Ponds are seen as production activities, focusing on borrowing the concept of the political economy of agrarian change by Henry Bernstein. The results found that the format of social inequality in Tani Baru Village was built through the unequal distribution of prosperity over the power control of large farmers. The portrait of power control is formed from the dependence between capital and labour used for profit accumulation. The accumulation is steered through the mechanism of loan ties, manipulation of sales, and monopolization of crops. In addition, they have sources of capital circulation from export companies or banks, project implementers, political exchanges, and leasing company messes (Pertamina Hulu Mahakam). Meanwhile, simple reproductive squeeze due to ecological risk and declining shrimp prices shows that small and medium farmers are more likely to suffer losses. Therefore, they choose to sell their ponds, switch or look for side jobs outside the pond sector ,such as rengge’ fishermen, papai shrimp, and tudei to make a living that is only an alternative subsistence - not a way out to accumulate wealth like large farmers.

Kata Kunci : tambak, ekonomi politik, akumulasi, kontrol kuasa

  1. S1-2024-455916-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455916-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455916-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455916-title.pdf