Kajian Fermentasi Daun Trembesi (Samanea Saman) Dengan Isolat Murni Bakteri Asam Laktat Dan Aplikasinya Pada Domba
AHIMSA KANDI SARIRI, Prof. Dr.Ir. Kustantinah, DEA., IPU.; Prof. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc., Ph.D.,IPU., ASEAN Eng.; Dr. Ir. Chusnul Hanim, M.Si., IPM., ASEAN Eng.
2024 | Disertasi | S3 Ilmu Peternakan
Ketersediaan hijauan pakan sepanjang masa
sangat penting, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengawetkan hijauan
pakan melalui silase. Silase merupakan teknologi pengawetan hijauan pakan menggunakan
jasa mikrobia yang dapat meningkatkan kualitas hijauan sebagai pakan ternak.
Trembesi merupakan tanaman tahunan yang mempunyai kandungan protein tinggi dan
ketersediaannya sangat melimpah. Bahan pakan berprotein tinggi akan menghambat
proses ensilase. Pembuatan silase juga memerlukan mikrobia yang potensial untuk
mendukung proses ensilase. Tujuan penelitian
ini adalah mendapatkan isolat BAL tahan pH rendah hasil
isolasi dan seleksi dari isi rumen sapi, menerapkan kombinasi BAL terseleksi
(unggul), sumber karbohidrat dan lama pemeraman dalam menghasilkan silase daun
trembesi berkualitas tinggi yang dievaluasi secara in vitro, dan mengkaji penggunaan silase daun trembesi sebagai
pengganti hijauan terhadap kinerja domba. Penelitian dilaksanakan dalam tiga
tahap yang saling berhubungan. Penelitian I bertujuan untuk mendapatkan BAL
asal rumen yang bersifat tahan terhadap pH rendah. Untuk konfirmasi
isolat BAL dilakukan uji katalase dan pengecatan gram. Proses seleksi dilakukan pada BAL yang diperoleh dengan menumbuhkannya
pada media dengan nilai pH 3; 3,5; dan 4. Identifikasi BAL dilakukan secara
molekuler. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh BAL yang tahan terhadap
pH rendah dan diidentifikasi secara molekuler diperoleh dengan nama Limosilactobacillus
fermentum 18b yang kemudian digunakan sebagai starter pada pembuatan silase
daun trembesi. Penelitian II
bertujuan untuk mengetahui kualitas silase daun trembesi baik secara fisik,
kimiawi dan biologi. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah
pemberian berbagai sumber karbohidrat dan lama pemeraman pada pembuatan silase
daun trembesi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola pola faktorial
dengan faktor pertama adalah penggunaan 5 sumber karbohidrat yang berbeda
(dedak, menir, molases, tepung gaplek, tepung jagung) dan faktor kedua lama
pemeraman yang berbeda (0, 7, 14, dan 21 hari).
Parameter yang diamati adalah kualitas fisik (warna, aroma dan tektur),
kualitas kimia (BK, BO, PK, SK, LK, abu, BETN, TDN, VFA), dan kualitas biologi
(nilai pH, produksi asam laktat, kecernaan BK, kecernaan BO). Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian II
ini adalah pemberian sumber karbohidrat molasses pada silase daun trembesi yang
diperam selama 21 hari memberikan kualitas fisik, kimia, dan biologi yang
terbaik, sehingga diterapkan pada pakan penelitian III. Penelitian III
bertujuan untuk mengetahui kinerja domba
yang diberi silase daun trembesi sebagai pengganti hijauan dalam ransumnya.
Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola searah dengan
perlakuan persentase penggantian hijauan dalam ransum dengan silase daun
trembesi. Perlakuan tersebut adalah penggantian hijauan dengan silase daun
trembesi sebesar 0%, 10%,20%, dan 30%.
Parameter yang diamati adalah kinerja domba (konsumsi pakan, PBBH,
konversi pakan) dan kecernaan nutrien (kecernaan BK, kecernaan BO, kecernaan
protein, dan kecernaan energi). Kesimpulan dari penelitian III ini adalah penggantian hijauan dengan silase daun trembesi sampai level 30 % tidak mempengaruhi kinerja domba.
The
availability of forage at all times is very important, therefore efforts are
needed to preserve forage through silage. Silage is a forage preservation
technology using microbial services that can improve the quality of forage as
animal feed. Trembesi is an annual plant that has a high protein content and
its availability is very abundant. High protein feed ingredients will inhibit
the ensilage process in silage-making. Making silage also requires microbes
that can support the ensilage process, so potential microbes are needed for
making trembesi leaf silage. This research aimed to obtain low pH resistant LAB
isolates resulting from isolation and selection from the rumen content of cows,
to apply a combination of selected LAB, carbohydrate sources and curing time to
produce high-quality trembesi leaf silage which was evaluated in vitro, and to
examine the use of leaf silage trembesi as a substitute forage on sheep
performance. The research was carried out in three interconnected stages.
Research I aims to obtain LAB from the rumen that is resistant to low pH. LAB
isolation was carried out using the method of Sujaya et al. (2000). To confirm
LAB isolates, a catalase test and Gram stain were carried out. The selection
process was carried out on lactic acid bacteria obtained by growing them in
media with a pH value of 3; 3.5; and 4. LAB identification is carried out
molecularly. The results of this research were lactic acid bacteria that were
resistant to low pH and were molecularly identified with the name
Limosilactobacillus fermentum 18b which were then used as a starter in making
trembesi leaf silage. Research II aims to determine the quality of trembesi
leaf silage both physically, chemically, and biologically. The treatment
applied in this research was the provision of various carbohydrate sources in
making trembesi leaf silage. This research used a completely randomized design
using a factorial pattern with the first factor being the use of 5 different
carbohydrate sources (bran, groats, molasses, cassava flour, corn flour) and
the second factor being different curing times (0, 7, 14 and 21 days). The
parameters observed were physical quality (color, flavor, and texture),
chemical quality (Dry Matter, Organic Matter, Crude Protein, Crude Fiber, Crude
Fat, ash, Nitrogen-Free Extractives, TDN, VFA), and biological quality (lactic
acid production, DM digestibility, OM digestibility). The conclusion obtained
in research II was that providing a carbohydrate source of molasses in trembesi
leaf silage that was aged for 21 days provided the best physical, chemical, and
biological qualities, so it was applied to research feed III. Research III aims
to determine the performance of sheep given trembesi leaf silage as a
substitute forage in their rations. This research was designed using a
completely randomized design with a unidirectional pattern with treatment of
the percentage of forage replacement in the ration with trembesi leaf silage.
This treatment is replacing forage with trembesi leaf silage at 0%, 10%, 20%,
and 30%. The parameters observed were sheep performance (feed consumption, ADG,
feed conversion) and nutrient digestibility (DM digestibility, OM
digestibility, protein digestibility, and fiber digestibility). The conclusion
from research III is that replacing forage with trembesi leaf silage up to a
level of 30% does not affect sheep performance.
Kata Kunci : BAL, daun trembesi, domba, fermentasi, silase.