Laporkan Masalah

Kompetensi Saksi sebagai Mediator Hubungan antara Empati dan Intensi Menjadi Saksi Aktif pada Perilaku Perundungan di Sekolah

Shofia Amalia, Prof. Dr. Faturochman, M.A.

2024 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi

Perundungan merupakan masalah yang umum terjadi di sekolah saat ini. Kehadiran saksi aktif pada peristiwa perundungan diyakini dapat menurunkan dan mencegah tindakan perundungan terjadi. Saksi aktif merupakan individu yang mengambil tindakan untuk mencegah pelaku perundungan melakukan kekerasan atau intimidasi terhadap korban dan berupaya membangun hubungan yang harmonis antar individu. Penelitian ini dirancang untuk menemukan data empiris tentang model intensi menjadi saksi aktif dengan menempatkan empati sebagai prediktor dan kompetensi saksi sebagai mediator. Partisipan dalam penelitian ini adalah 214 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Yogyakarta (Mean= 13.67 tahun). Analisis mediasi sederhana dilakukan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menemukan bahwa empati secara signifikan dapat mempengaruhi intensi menjadi saksi aktif yang dimediasi oleh kompetensi saksi aktif. Tingkat empati, kompetensi saksi, dan intensi menjadi saksi aktif ditemukan cenderung tinggi. Siswa perempuan memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Temuan ini menekankan pentingnya peningkatan empati dan kompetensi saksi aktif pada siswa sebagai upaya pencegahan perundungan di sekolah. 

Bullying is a common problem in schools today. The presence of active bystander at bullying incidents can reduce and prevent the occurrence of bullying. An active bystander is a person who takes action to prevent bullies from committing violence or intimidation against victims and tries to build harmonious relationships between individuals. This research was designed to find empirical data about the model of intention to become an active bystander, with empathy as a predictor and active bystander competence as a mediator. Participants were 214 junior high school students in Yogyakarta (Mean Age =13.67). A simple mediation analysis was conducted to test the hypothesis. The research found that empathy significantly influences the intention to become an active bystander, with this relationship mediated by active bystander competence. The levels of empathy, active bystander competence, and intention to become an active bystander were found to be relatively high. Female students scored higher than male students. These findings emphasize the importance of increasing empathy and active bystander competence in students as an effort to prevent bullying in schools.

Kata Kunci : Perundungan, Empati, Kompetensi Saksi Aktif, Intensi menjadi Saksi Aktif

  1. S2-2024-484146-abstract.pdf  
  2. S2-2024-484146-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-484146-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-484146-title.pdf