Handarbeni Handayani: Local Community-Based Environmental Activism
Puja Alviana Dewantri, Dr. Samsul Maarif; Dr. Jonathan D. Smith
2024 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya
Pembangunan yang pesat dan perubahan lingkungan menjadi
perhatian serius di Indonesia, dengan angka-angka yang mengkhawatirkan
menyoroti betapa seriusnya situasi tersebut, merusak ekosistem seperti hutan
dan sumber air. Meningkatnya pengakuan global terhadap aktivisme lingkungan
mencerminkan pemahaman yang semakin berkembang tentang kebutuhan kritis untuk
menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dan melindungi sumber daya alam.
Aktivisme lingkungan di Indonesia dipengaruhi oleh kepercayaan dan praktik
keagamaan, dengan gerakan-gerakan lokal atau akar rumput yang berhasil
menggabungkan kreativitas keagamaan ke dalam upaya mereka untuk mengadvokasi
isu lingkungan. Studi ini meneliti aktivisme lingkungan berbasis komunitas
lokal di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, yang terletak di wilayah selatan
Jawa, Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan signifikan di daerah
tersebut, termasuk erosi kawasan karst dan pengeringan sumber-sumber air, yang
mempengaruhi sekitar 118.000 penduduk. Penelitian ini dilakukan selama satu
tahun melalui kerja lapangan etnografi, dengan melibatkan tiga gerakan
lingkungan berbasis komunitas yang beroperasi di sebagian besar kecamatan di
Gunungkidul. Gerakan-gerakan tersebut mengintegrasikan komponen ekologis dan
sosial, edukasi, kerja sama tim, dan cita-cita lingkungan yang kolektif. Wawancara
dan observasi partisipan digunakan untuk mengumpulkan data dari
kelompok-kelompok masyarakat lokal yang terlibat dalam aktivisme lingkungan
tersebut. Data dan teori yang tersedia kemudian diformulasikan menjadi model
aktivisme lingkungan, yang mengintegrasikan aspek budaya, sosial, dan ekonomi
ke dalam kerangkanya. Temuan utama dari penelitian ini adalah munculnya
kesadaran kolektif sebagai elemen penting dalam model aktivisme lingkungan
berbasis masyarakat, yang meningkatkan keterlibatan masyarakat dan menumbuhkan
komitmen yang lebih dalam terhadap praktik berkelanjutan. Dengan
mengintegrasikan keyakinan budaya dan pendekatan partisipatif, penelitian ini
menyoroti pentingnya pengetahuan lokal dan hubungan emosional dengan lingkungan
dalam mendorong inisiatif lingkungan yang efektif.
Rapid development and environmental change are serious concerns in Indonesia, with alarming figures highlighting the severity of the situation, damaging ecosystems such as forests and water sources. The expanding global recognition of environmental activism reflects a growing understanding of the critical need to implement sustainable practices and protect natural resources. Environmental activism in Indonesia is influenced by religious beliefs and practices, with local or grassroots movements successfully incorporating religious creativity into their efforts to advocate for environmental issue. This study investigates local community-based environmental activism in the Gunungkidul District of Yogyakarta in southern Java, Indonesia, addresses significant challenges in the area, such as karst erosion and drying up of water sources affecting around 118,000 people. Conducted over one year of ethnographic fieldwork, the research involved three community-based environmental movements working across most of subdistrics in Gunungkidul incorporate ecological and social components, promote understanding, teamwork, and common environmental ideals. Interviews and participant observation were used to gather data from local community groups engaged in environmental activism. The available data and theories were then formulated into a model of environmental activism, integrating cultural, social, and economic aspects into its framework. A key finding of this study is the emergence of collective awareness as a crucial element in the model of community-based environmental activism, enhancing community engagement and fostering a deeper commitment to sustainable practices. By integrating cultural beliefs and participatory approaches, this research highlights the importance of local knowledge and emotional connections to the environment in driving effective environmental initiatives.
Kata Kunci : Environmental Activism, Local Community-Based Development, Religious Creativity