Laporkan Masalah

Upaya Bina Damai Komunitas Cemara di Kampung RT 18, RW 4, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta

Nur Amalia Safitri Marasabessy, Dody Wibowo, M.A., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Penelitian ini menganalisis peran Komunitas Cemara sebagai aktor eksternal dalam upaya bina damai di Kampung RT 18 RW 4 Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Kampung RT 18 merupakan permukiman informal di bantaran Sungai Code yang menghadapi berbagai tantangan sosial-ekonomi, termasuk stigma negatif dari masyarakat luar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menggali intervensi Komunitas Cemara melalui berbagai kegiatan seperti pendampingan belajar, workshop seni, dan Festival Kampung Lampion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Cemara berhasil menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan sosial dan emosional warga, terutama anak-anak. Konsep bina damai yang diterapkan, berdasarkan prinsip "do no harm", terbukti efektif dalam meminimalkan konflik dan mendorong solidaritas warga. Intervensi ini juga memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kepercayaan diri dan kualitas hidup warga Kampung RT 18. Namun, penelitian ini menemukan bahwa keberlanjutan program bina damai masih bergantung pada dukungan aktor eksternal dan partisipasi aktif masyarakat lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aktor eksternal, seperti Komunitas Cemara, memainkan peran penting dalam upaya bina damai berkelanjutan di lingkungan permukiman miskin perkotaan. Rekomendasi yang diberikan meliputi pengembangan program yang lebih berkelanjutan dan peningkatan kolaborasi dengan pihak lain untuk memperkuat dampak positif dari intervensi tersebut.

This study analyzes the role of the Cemara Community as an external actor in peacebuilding efforts in RT 18 RW 4 Village, Kotabaru Subdistrict, Gondokusuman District, Yogyakarta. RT 18 Village is an informal settlement along the Code River, facing various socio-economic challenges, including negative stigma from outsiders. This research employs a qualitative approach with a case study method to explore the interventions of the Cemara Community through activities such as educational mentoring, art workshops, and the Lantern Village Festival. The study's findings show that the Cemara Community successfully created a more conducive environment for social and emotional growth, particularly for children. The peacebuilding concept implemented, based on the "do no harm" principle, proved effective in minimizing conflict and fostering community solidarity. This intervention also positively impacted the residents' self-confidence and quality of life in RT 18 Village. However, the study found that the sustainability of the peacebuilding program still depends on external support and active local community participation. The study concludes that external actors, such as the Cemara Community, play a crucial role in sustainable peacebuilding efforts in urban poor settlements. Recommendations include developing more sustainable programs and enhancing collaboration with other stakeholders to strengthen the positive impact of the intervention.

Kata Kunci : Bina damai, do no harm, Komunitas Cemara, permukiman informal, Kampung RT 18, Sungai Code/Peacebuilding, do no harm, Cemara Community, informal settlement, RT 18 Village, Code River.

  1. S2-2024-500665-abstract.pdf  
  2. S2-2024-500665-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-500665-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-500665-title.pdf