Potret Kesejahteraan Psikologis Siswa-Siswa Sekolah Menengah Pertama Inklusi dari Sudut Pandang Peneliti Muda
UKHTINA DUHI ANINDITA ISTYAWATI, Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D
2024 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi
Sekolah inklusi merupakan implementasi hak asasi manusia untuk memberikan pendidikan yang setara kepada semua peserta didik dengan berbagai kondisi fisik, kesehatan, kemampuan, dan lainnya. Namun, dalam praktiknya, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, salah satunya adalah kesejahteraan psikologis siswa yang terdampak oleh pandemi, baik selama maupun setelah pandemi. Menurut prediksi UNICEF tahun 2023, dampak pandemi pada kesejahteraan psikologis anak dan remaja akan berlanjut pasca pandemi. Kesejahteraan psikologis merupakan faktor penting yang membantu seseorang mengatasi masalah dan tekanan, serta dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesejahteraan psikologis siswa sekolah inklusi, yang melibatkan tiga siswa berkebutuhan khusus, dan empat siswa tipikal, menggunakan metode photovoice dengan konsep suara siswa. Hasil penelitian ini memotret kesejahteraan psikologis yang terdiri atas penerimaan diri dan keinginan berkembang, hubungan interpersonal, kemampuan menyelesaikan permasalahan, keterlibatan siswa, perasaan tidak aman di sekolah, hubungan romansa, pengalaman kehilangan, spiritualitas, dan bersyukur.
Inclusive schools are an implementation of human rights to provide equal education to all students with various physical conditions, health, abilities, and others. However, in practice, several challenges need to be addressed, one of which is the psychological well-being of students affected by the pandemic, both during and after the pandemic. According to UNICEF predictions in 2023, the impact of the pandemic on the psychological well-being of children and adolescents will continue after the pandemic. Psychological well-being is an important factor that helps a person cope with problems and stresses and can be influenced by various factors. Therefore, this study aims to describe the psychological well-being of inclusive school students, involving three students with special needs, and four typical students, using the photovoice method with the concept of student voice. The results of this study portrayed psychological well-being consisting of self-acceptance and growth desires, interpersonal relationships, problem-solving ability, student engagement, feelings of insecurity at school, romantic relationships, experiences of loss, spirituality, and gratitude.
Kata Kunci : Sekolah inklusi, kesejahteraan psikologis, siswa berkebutuhan khusus, siswa tipikal, suara siswa