Toxic Fan Practice oleh Fandom Blackpink Pasca Born Pink World Tour Jakarta di Media Sosial Tiktok

Dwi Fortuna Yuliani, Kuskridho Ambardi, M.A., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas interaksi sosial dan budaya dalam komunitas fandom K-pop di era digital. Kekuatan yang ditimbulkan oleh fandom menjadi bermacam-macam, tidak hanya dalam bentuk pujian dan reproduksi kreatif, tetapi juga menghadirkan berbagai bentuk kebencian yang toxic. Seiring dengan meningkatnya popularitas media online, toxicity telah menjadi permasalahan yang semakin memprihatinkan. Penelitian ini mengadopsi konsep ‘toxicity’ oleh William Proctor; permusuhan dan agresi menghadapi orang lain, pelecehan anonim dan non-anonim, pengungkapan identitas dan penghinaan publik, yang berfokus pada ekspresi terang-terangan mengenai misogini, rasisme, homofobia, dan xenofobia dalam fandom. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi toxicity dalam fandom Blackpink, terutama setelah gelaran Born Pink World Tour di Jakarta, yang tercermin dalam media sosial Tiktok. Respons beragam dari fandom terhadap konser tersebut membanjiri media sosial Tiktok dengan reaksi yang toxic. Fokus utama penelitian adalah dinamika interaksi sosial dan budaya di dalam fandom yang dipengaruhi oleh teknologi digital.

Metode penelitian netnografi digunakan untuk menganalisis berbagai toxic practice oleh fandom Blackpink. Meskipun dari hasil penelitian ini terlihat setiap member Blackpink tidak selalu mengalami pelecehan yang sama, tetapi hampir semuanya mengalami beberapa jenis pelecehan dari toxic practice ini, seperti rasisme, misogini, seksisme dan homofobia.  Penelitian ini juga mengeksplorasi faktor-faktor yang memicu toxic practice tersebut, baik dari modal sosial dan budaya yang terpinggirkan, maupun dari dinamika subkultural di dalam fandom. Toxic practice dalam penelitian ini timbul dari berbagai masalah yang kompleks, yang melibatkan identitas sosial, faktor situasional, dan dinamika kekuasaan ideologis dalam situasi online. Hasil penelitian ini menggambarkan dampak praktik-praktik ini tidak hanya pada dinamika internal fandom, tetapi juga terhadap opini publik secara lebih luas. 

This study provides in-depth insight into the complexity of social and cultural interactions within the K-pop fandom community in the digital era. The power generated by fandom is diverse, not only in the form of praise and creative reproduction, but also presents various forms of toxic hatred. Along with the increasing popularity of online media, toxicity has become an increasingly concerning problem. This study adopts the concept of ‘toxicity’ by William Proctor; hostility and aggression towards others, anonymous and non-anonymous harassment, identity disclosure and public humiliation, which focuses on blatant expressions of misogyny, racism, homophobia, and xenophobia in fandom. This study aims to explore toxicity in the Blackpink fandom, especially after the Born Pink World Tour in Jakarta, which is reflected in Tiktok social media. The diverse responses from the fandom to the concert flooded Tiktok social media with toxic reactions. The main focus of the study is the dynamics of social and cultural interactions within the fandom that are influenced by digital technology.

        The netnography research method was used to analyze various toxic practices by the Blackpink fandom. Although the results of this study show that not every Blackpink member always experiences the same harassment, almost all of them experience some type of harassment from this toxic practice, such as racism, misogyny, sexism and homophobia. This study also explores the factors that trigger these toxic practices, both from marginalized social and cultural capital, and from subcultural dynamics within the fandom. Toxic practices in this study arise from various complex problems, involving social identity, situational factors, and ideological power dynamics in online situations. The results of this study illustrate the impact of these practices not only on the internal dynamics of the fandom, but also on public opinion more broadly.

Kata Kunci : Fandom, Toxic fan practices, Blackpink, Tiktok