Dinamika Pembentukan Relasi Pertemana Dekat Lintas Agama pada Remaja Muslim di Mataram
Nur Amalia Hamida, Prof. Dr. Faturochman, M.A
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Pertemanan dekat lintas
agama (cross-religion friendship) adalah suatu bentuk relasi yang
mengarah pada peningkatan sikap positif antar kelompok. Kecenderungan pemilihan
teman berdasarkan kesamaan identitas sosial, seperti agama dan suku menjadi
tantangan pembentukan pertemanan dekat lintas agama. Terlebih, di kota Mataram (Indonesia) yang mana konflik lintas agama masih terjadi secara pasang surut. Pada masa
remaja, membangun pertemanan merupakan hal krusial berkaitan dengan
pengembangan identitas. Penelitian
ini bertujuan untuk mengeksplorasi
dinamika sosio-psikologis proses terbentuknya hubungan pertemanan dekat lintas
agama pada remaja Muslim. Studi ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus
yang dilakukan di kota Mataram. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan
dokumentasi. Studi ini melibatkan 5 orang remaja beragama Islam yang memiliki
teman dekat beragama Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa remaja muslim yang memiliki keinginan atau preferensi untuk
berteman lintas agama menunjukkan adanya penilaian positif terhadap
keberagaman. Penilaian ini merupakan hasil dari evaluasi positif yang dilakukan
terhadap kontak pada masa lampau dan sekarang dengan teman lintas agama. Proses
pengembangan hubungan pertemanan lintas agama akan terus berlanjut ketika
partisipan memiliki ketertarikan interpersonal dengan calon teman dekatnya.
Berkaitan dengan tantangan perbedaan agama, remaja melakukan upaya-upaya dalam
pemeliharaan kedekatan. Studi ini menunjukkan strategi mempromosikan pertemanan lintas agama
perlu dilakukan sejak dini karena dapat berkontribusi pada keinginan untuk
mengembangkan pertemanan lintas agama pada masa perkembangan selanjutnya.
Cross-religion
friendship is a form of relationship that leads to an increased inter group
positive attitudes. The tendency to choose friends based on similar social
identities, such as religion and ethnicity is a challenge to shape close
cross-religion friendship. More specifically in Mataram (Indonesia), where
interreligious conflicts still occur in ups and downs. In adolescence, building
friendships is crucial to identity development. This study aims to explore the
socio-psychological dynamics of the process of shaping close interreligous
friendship in adolescents. This study is a qualitative research case study,
conducted in the city of Mataram. Data was obtained through in-depth interviews
and documentation. The study involved 5 Muslim teenagers who had close friends
with Christians, Catholics, Hindus, and Buddhists. The results showed that
Muslim adolescents who had a willingness or preference for cross group
friendship showed a positive diversity belief. This belief is the result of a
positive evaluation of past and present contacts with interreligious friends.
The process of developing cross-religion friendships will continue when
participants have interpersonal interests with prospective close friends.
Related to religious differences and the potential for tension, adolescents
make efforts to maintain closeness. This study shows that strategies to promote
cross group friendships need to be carried out from an early age because they
can contribute to the willingness of develop cross group friendships at later
stages of development.
Kata Kunci : Pertemanan lintas agama, Remaja, Mataram/Cross-religion friendship, Adolescence, Mataram