Kelimpahan Artropoda pada Empat Sistem Agroforestri Tanaman Jagung di Kabupaten Blora

Nendya Putri Pramiesti, Dr. Ir. Nugroho Susetya Putra, M.Si., ; Dr. Tri Harjaka., S.P., M.P.

2024 | Tesis | S2 Ilmu Hama Tumbuhan

Agroforestri merupakan optimalisasi pemanfaatan lahan hutan yang mengintegrasikan sistem pertanian dengan sistem hutan dan peternakan untuk meningkatkan produktivitas lahan hutan. Salah satu kawasan agroforestri yang mengintegrasikan tanaman pohon dengan tanaman jagung berada di wilayah Kabupaten Blora tepatnya di Kecamatan Randublatung dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sistem agroforestri yang tepat berdasarkan empat lokasi pengamatan yang dikelola secara berbeda serta mengetahui tingkat keragaman tumbuhan dan artropoda di dalamnya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan observasi secara langsung pada lahan agroforestri, melakukan sampling berupa populasi artropoda, jenis vegetasi serta koleksi artropoda dengan metode handpicking, perhitungan berbagai faktor abiotik yaitu intensitas cahaya, suhu dan kelembaban serta melakukan identifikasi artropoda untuk dibedakan berdasarkan peranannya. Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis keragaman artropoda, analisis hubungan antara faktor abiotik dengan populasi artropoda dan analisis antara hama dengan musuh alaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan agroforestri yang relatif stabil adalah lahan yang memiliki ekosistem dengan pola tanam tumpangsari jagung yang dibudidayakan di bawah tegakan pohon jati berdekatan dengan sungai Bengawan Solo. Lahan tersebut dinyatakan stabil karena memiliki keragaman artropoda sedang dengan tingkat dominansi yang rendah. Jenis vegetasi serta pengelolaan tanaman budidaya menjadi faktor penting yang mempengaruhi kestabilan ekosistem. Jenis vegetasi serta pengolahan tanaman menjadi faktor penting yang mempengaruhi kestabilan ekosistem.

Agroforestry is the optimization of forest land utilization that integrates agricultural systems with forest and livestock systems to increase forest land productivity. One of the agroforestry areas that integrates tree crops with maize crops is in Blora Regency, precisely in Randublatung District and its surroundings. The purpose of this study was to determine the appropriate agroforestry system based on four observation locations that are managed differently and to determine the level of plant and arthropod diversity in it. The method used in this research was by direct observation of agroforestry land, sampling in the form of arthropod populations, types of vegetation and arthropod collections using the handpicking method, calculating various abiotic factors, light intensity, temperature and humidity, and identifying arthropods to be distinguished based on their roles. The next step is to analyze the diversity of arthropods, analyze the relationship between abiotic factors and arthropod populations and analyze pests and their natural enemies. The results showed that relatively stable agroforestry land is land that has an ecosystem with an intercropping pattern of corn cultivated under teak stands close to the Bengawan Solo River. The land is declared stable because it has moderate arthropod diversity with a low level of dominance. The type of vegetation and the management of cultivated plants are important factors that affect the stability of the ecosystem. The type of vegetation and the processing of plants are important factors that affect the stability of the ecosystem.

Kata Kunci : kehutanan, Blora, handpicking, vegetasi, jati