Pengaruh Pelatihan In Situ Cardiopulmonary Resuscitation Terhadap Keterampilan Cardiopulmonary Resuscitation Pada Perawat Di Rumah Sakit Haji Lalu Manambai Abdulkadir

Ni Wayan Sri Laksmi, Uki Noviana, S.Kep.Ns., M.NSc., Ph.D; Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M.Kes

2024 | Tesis | S2 Magister Keperawatan

Latar Belakang: Kasus henti jantung di rumah sakit masih tinggi. Perawat sebagai salah satu komponen dalam rantai keselamatan pasien banyak yang tidak terampil dalam memberikan CPR berkualitas tinggi walaupun memiliki sertifikat pelatihan kegawatan. AHA merekomendasikan pelatihan berkelanjutan berbasis simulasi in situ yang dilakukan di ruang perawatan pasien untuk meningkatkan dan mempertahankan retensi keterampilan CPR perawat karena dapat memberikan pengalaman nyata saat menangani pasien henti jantung.

Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan in situ Cardiopulmonary Resuscitation terhadap keterampilan Cardiopulmonary Resuscitation pada perawat.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre-experimental, dengan sampel berjumlah 40 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik convenience sampling. Intervensi pada penelitian berupa pelatihan in situ Cardiopulmonary Resuscitation. Uji Mc Nemar dilakukan untuk menganalisis perbedaan keterampilan CPR responden sebelum, segera setelah, dan 1 bulan setelah pelatihan dan regresi logistik digunakan untuk mengetahui bahwa karakteristik responden tidak mempengaruhi keterampilan CPR perawat. 

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pelatihan in situ, jumlah responden yang terampil meningkat sebanyak 38 orang (95%) segera setelah pelatihan (p=0,001) dan 35 orang (87,5%) 1 bulan setelah pelatihan (p=0,01). Penurunan retensi keterampilan dalam kurun waktu 1 bulan setelah pelatihan tidak signifikan yaitu sebanyak 3 orang (7,9%) dengan p=0,250.

Simpulan: Pelatihan in situ CPR berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan CPR perawat segera dan 1 bulan setelah pelatihan serta dalam 1 bulan setelah pelatihan keterampilan tersebut tidak mengalami penurunan yang signifikan. Diharapkan perawat melakukan simulasi di ruang perawatan pasien masing-masing dan review materi CPR secara mandiri.

Background: The incidence of In Hospital Cardiac Arrest remains high. As a crucial component of patient survival chain, many nurses demonstrate inadequate proficiency in delivering high-quality CPR although certified in emergency training. AHA recommends in-situ simulation-based training conducted in patient care areas to enhance and maintain CPR skill retention. This approach provides real-life experience in managing cardiac arrest situations.

Objective: To determine the impact of in situ CPR training on the CPR nurses’ skill.

Method:  This study is a quantitative research approach with a pre-experimental design. The sample comprised 40 participants selected through the convenience sampling technique. The intervention was in situ cardiopulmonary resuscitation training. The McNemar test was conducted to analyze the differences in CPR skills among respondents before, immediately after, and one month after training, and logistic regression was used to determine the respondent characteristics did not influence nurses’ CPR skills.

Results: The research indicates that following in situ training, the number of proficient respondents increased by 38 individuals (95%) immediately after the training and 35 individuals (87.5%) one month later and p-values 0.01. There was no significant decline in skill retention observed within the one-month post-training period, as only 3 individuals (7.9%) experienced a decrease, with a p-value 0.250.

Conclusion: In-situ CPR training significantly improves nurses' CPR skills, and these skills do not show a significant decline one month after the training. Researchers suggest that nurses should engage in simulations in patient care areas and independently review CPR materials through modules or by watching instructional videos.

Kata Kunci : Cardiopulmonary Resuscitation, Pelatihan CPR In Situ, perawat, rumah sakit