Penerapan Modul Aset Tetap SAKTI: Studi Kasus Satker Kementerian Kesehatan Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Adrian Rajab Munawar, Lukman Heryawan, S.T., M.T., Ph.D.; Dr. dr. Guardian Yoki Sanjaya, M.Hlth.Info

2024 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

Latar Belakang: Pemerintah mengelola aset tetap sebagai Barang Milik Negara (BMN) untuk mendukung operasional dan pelayanan publik. Di Kementerian Kesehatan pengaturan penatausahaan BMN mencakup pencatatan dan inventarisasi alat kesehatan dan pelaporan untuk menciptakan administrasi yang tertib, tersedianya Modul Aset Tetap - Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dari Kementerian Keuangan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan negara. Meski demikian, ada resistensi pengguna yang perlu diatasi dengan penyempurnaan aplikasi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keberhasilan pengguna mengelola aset kesehatan dalam Penerapan Modul Aset Tetap SAKTI

Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dengan melibatkan Pengguna, Perencana dan Kepala Sub Bagian Administrasi Umum di Satker Kemenkes Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa aset kesehatan memegang peran penting dalam pengelolaan aset di Ditjen P2P, dengan lebih dari setengah (55,42%) dari total nilai peralatan dan mesin sebesar  Rp1.815.358.187.434,-. Pengumpulan data dari 4 (empat) UPT di Satker Wilayah Provinsi Kepulauan Riau melalui wawancara mendalam dan observasi untuk mengevaluasi persepsi kemudahan dan kegunaan Modul Aset Tetap SAKTI dalam pengelolaan aset kesehatan. Hasilnya menunjukkan bahwa modul ini mempermudah pekerjaan, mempercepat pekerjaan, meningkatkan kinerja tugas pengguna. Meskipun ada beberapa kekurangan dalam fitur khusus pengelolaan aset kesehatan, modul ini dinilai juga efektif dalam kejelasan instruksi untuk mudah dipahami, kemudahan penggunaan dan dapat dikontrol walaupun ada keterbatasan dalam kejelasan penamaan alat kesehatan tidak secara umum diidentifikasi sebagai faktor penting untuk meningkatkan penerimaan dan efektivitas modul. Secara keseluruhan, Modul Aset Tetap SAKTI hanya memberikan manfaat signifikan dalam pengelolaan aset tetap Kesehatan secara umum di lingkungan Ditjen P2P, dengan beberapa area yang memerlukan perbaikan yang tertuju pada penambahan aset kesehatan secara spesifik untuk optimalisasi lebih lanjut.

Kesimpulan: Modul Aset Tetap SAKTI hanya bermanfaat dalam meningkatkan kinerja pengelolaan aset kesehatan secara umum. Fitur-fitur yang disediakan memudahkan entri data mempercepat proses administratif dan perencanaan yang bersifat data aset kesehatan umum  serta Modul Aset Tetap SAKTI dirasakan hanya mudah digunakan dan memenuhi kebutuhan pengguna dalam pengelolaan aset kesehatan secara umum. Kejelasan instruksi dan kemudahan akses data membuat modul ini efektif untuk digunakan dalam pengelolaan aset kesehatan yang secara umum.

Background: The government manages fixed assets as State Property (BMN) to support operational and public services. In the Ministry of Health, the management of BMN includes the recording, inventory, and reporting of medical equipment to create orderly administration. The Fixed Asset Module – Institution Level Financial Application System (SAKTI) from the Ministry of Finance increases the effectiveness and efficiency of state financial management. However, there is user resistance that needs to be addressed by improving the application.

Objective: This study aims to explain the success of users in managing health assets by implementing the SAKTI Fixed Asset Module.

Methods: This research is a qualitative study with a case study design. Data were collected through in-depth interviews involving users, planners, and the Head of General Administration Section at the Ministry of Health Working Unit for the Riau Islands Province.

Results: This study shows that health assets play an important role in asset management in Ditjen P2P, with more than half (55.42%) of the total value of equipment and machinery amounting to IDR 1,815,358,187,434,-. Data collection from 4 (four) Technical Implementation Units (UPT) in the Riau Islands Province through in-depth interviews and observations evaluated the perceived ease of use and usefulness of the SAKTI Fixed Asset Module in managing health assets. The results show that the module makes work easier, speeds up work, improves user task performance. Although there were some shortcomings in the specific features of health asset management, the module was also rated as effective in clarity of instructions for easy understanding, ease of use and controllability although limitations in clarity of naming of medical devices were not generally identified as important factors for improving module acceptance and effectiveness. Overall, the SAKTI Fixed Assets Module only provided significant benefits in the general management of Health fixed assets within Directorate General P2P, with some areas requiring improvement focused on the addition of specific health assets for further optimization.

Conclusion: The SAKTI Fixed Asset Module is only useful in improving the performance of general health asset management. The features provided facilitate data entry to speed up administrative and planning processes that are general health asset data and the SAKTI Fixed Assets Module is only perceived as easy to use and meets user needs in general health asset management. The clarity of instructions and ease of data access make this module effective for use in general health asset management.

Kata Kunci : Aset Kesehatan, Modul Aset Tetap SAKTI, Integrasi Sistem