Analisis Daya Saing 33 Komoditas Indonesia Dengan Negara Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) : Studi Kasus 2003-2022
Geby Krisanda, Amirullah Setya Hardi
2024 | Tesis | S2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Berdasarkan teori gravitasi perkembangan FTA Indonesia ke negara anggota RCEP selama 20 tahun terakhir (2003-2022) seharusnya meningkatkan pangsa pasar ekspor karena RCEP merupakan negara mitra terdekat dan beranggotakan negara yang memiliki ukuran ekonomi yang besar, Indonesia merupakan negara kecil (melihat dari perbandingan pangsa pasar ekspor) yang seharusnya lebih diuntungkan, serta adanya FTA yang berkembang seharusnya membawa perdagangan internasional yang lebih efisien sehingga meningkatkan pangsa pasar bagi seluruh negara anggota, Namun berdasarkan data ITC pangsa pasar ekspor Indonesia ke RCEP selama 20 tahun terakhir menurun, penurunan ini diduga terjadi karena kondisi perdagangan ideal yang menguntungkan menurut Richardo tidak terpenuhi. Oleh sebab itu penelitian ini mengkaji keunggulan komparatif dengan menggunakan pendekatan indeks RCA dan RSCA pada 33 komoditas Indonesia yang memiliki konsentrasi terbesar (pangsa pasar >=0,5% pada tahun 2003) serta membandingkannya dengan RSCA negara anggota RCEP lainnya pada komoditas yang sama. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penurunan pangsa pasar Indonesia terjadi karena Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif yang ideal seperti yang dijelaskan oleh Ricardo sehingga diduga Indonesia mencari pasar yang lebih menguntungkan sesuai dengan kondisi Ricardo.
Based on the gravity theory, the development of Indonesia's FTA with RCEP member countries over the pas 20 years (2003-2022) should have increased its export market share. this expectation is because RCEP consists of nearby trading partners with large economies of scale, and Indonesia, being one of smaller country (in terms of export market share), should have benefited more. additionally, the evolving FTAs should have led to more efficient international trade, thereby increasing market share for all member countries. However, according to ITC data, Indonesia's export market share to RCEP has decline over the past 20 years. This decline is suspected to occur because the favorable trade conditions described by Ricardo have not been met. Therefore, this study examines comparative advantage using the RCA and RSCA indices for 33 Indonesian commodities with largest concentration (market share >=0.5% in 2003) and compares them with the RSCA of the other RCEP member countries for the same commodities. The study's results indicate that the decline in Indonesia's market share occurred because Indonesia does not possess the ideal comparative advantage as described by Ricardo. Consequently, it is suspected that Indonesia is seeking more profitable markets in accordance with Ricardo's conditions.
Kata Kunci : Teori Gravitasi, Free Trade Area, RCEP, Keunggulan Komparatif