Resiliensi pada Pelajar Mantan Pengguna NAPZA Fase Penggunaan Berisiko
DYAH IKKE MENTARI, Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., Psikolog
2024 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi
Pelajar mantan pengguna NAPZA memiliki berbagai pilihan ketika kembali ke masyarakat, dengan resiliensi sebagai modalitas utama dalam pemulihan. Penelitian ini mendalami resiliensi pelajar mantan pengguna NAPZA, upaya mereka lepas dari zat, menjalani aktivitas normal, dan memaknai pengalaman untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan pendekatan naratif sejarah hidup (Life History), tiga pelajar dari yayasan rehabilitasi di Yogyakarta dipilih sebagai partisipan melalui snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengejar tujuan bermakna, menantang asumsi, fleksibilitas kognitif, pertumbuhan melalui kesulitan, mengambil tindakan meski terdapat rasa takut, regulasi emosi, perasaan memiliki hak pilihan, dukungan sosial, penerimaan diri, dan refleksi diri dapat membangun resiliensi. Terlibat aktif dalam terapi yang melibatkan ruang dialog, menjaga kesehatan, membuat rencana realistis, mengedukasi diri tentang kecanduan dan pemulihan, serta menjaga hubungan dengan konselor dan buddy dapat memperkuat resiliensi yang telah dibangun.
Former drug users who return to society have various options, with resilience serving as the primary modality in their recovery. This study explores the resilience of students who are former drug users, their efforts to break free from substances, engage in normal activities, and find meaning in their experiences to evolve into better individuals. Using a Life History narrative approach, three students from a rehabilitation foundation in Yogyakarta were selected as participants through snowball sampling. The findings indicate that pursuing meaningful goals, challenging assumptions, cognitive flexibility, growth through adversity, taking action despite fear, emotional regulation, a sense of agency, social support, self-acceptance, and self-reflection can build resilience. Actively participating in therapy that involves dialogue spaces, maintaining health, making realistic plans, educating oneself about addiction and recovery, and maintaining relationships with counsellors and peers can further strengthen the resilience that has been developed.
Kata Kunci : pelajar mantan pengguna NAPZA, resiliensi, kualitatif, narrative life history