Perbandingan jumlah asupan energi dengan metode Food Frequency Questionnaire, Food Records, dan Food Recall 24 jam pada remaja siswa-siswi SLTP dengan obesitas dan tidak obesitas di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul

BASUKI, Anita, dr. Hamam Hadi, MS.,Sc.D

2004 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Dalam pengukuran konsumsi makanan dengan metode food survey pada tingkat individu atau perorangan sering terjadi bias atau kesalahan. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahannya. Metode food records memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi terlalu membebani responden. Metode food frequency questionnaire dan food recall 24 jam lebih sering terjadi flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden kurus untuk melaporkan lebih banyak dan responden yang gemuk melaporkan lebih sedikit. Tujuan Penelitian : Mengetahui perbandingan jumlah asupan energi dengan metode food frequency questionnaire, food records, dan multiple food recall 24 jam pada remaja siswa-siswi SLTP dengan obesitas dan tidak obesitas di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Metode Penelitian : Observasional dengan rancangan longitudinal. Sampel terdiri dari empat kelompok yaitu 20 remaja obes Kota, 20 remaja tidak obes Kota, 20 remaja obes Desa, dan 20 remaja tidak obes Desa. Sampel diambil secara purposive sampling. Untuk Kota SLTP Negeri 5 Yogyakarta, dan untuk Desa SLTP Negeri I Bantul dan SLTP Negeri I Sedayu. Analisis konsumsi makanan menggunakan program nutri survey, sedangkan analisis statistic untuk melihat perbedaan menggunakan uji t dan untuk melihat korelasi menggunakan uji koefisien korelasi. Hasil Penelitian : Dari hasil pengukuran dengan metode food frequency questionnaire, food records, dan food recall 24 jam jumlah asupan energi subyek sangat bervariasi. Jumlah total rata-rata asupan energi hasil pengukuran dengan ketiga metode dari semua kelompok semuanya menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Sedangkan dari uji korelasi menunjukkan bahwa total rata-rata asupan energi semua metode mempunyai pengaruh hubungan yang bermakna (p<0,05). Dilihat dari reliabilitas metode pengukuran, metode food recall 24 jam mempunyai reliabilitas lebih baik dibandingkan dengan metode food frequency questionnaire dan food recall 24 jam. Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna jumlah asupan energi antara metode food frequency questionnaire, food records, dan multiple food recall 24 jam. Metode multiple food recall 24 jam mempunyai reliabilitas lebih baik dibandingkan metode food frequency questionnaire dan metode food records

Background : Measuring food intake with food survey in individual are often bias. Every measurement method has advantages and weaknesses. Food records give accurately result but burdening respondent. Food frequency questionnaire and 24 hours food recall often cause flat slope syndrome, a condition in which respondents are inclined to give increased or decreased report. Objective : This study was conducted to know the ratio numbers of energi intake with food frequency questionnaire, food records, and 24 hours food recall among obesity and non obesity SLTP students in Yogyakarta and Bantul Regency. Study Design : This was observasional with longitudinal study. Subjects were divided into four groups; 20 urban obesity adolescent, 20 urban non obesity adolescent, 20 rural obesity adolescent, and 20 rural non obesity adolescent. Subjects were taken by purposive sampling. SLTP 5 Yogyakarta represented urban while SLTP I Bantul and SLTP I Sedayu represented rural. Food intake were analysed with nutria survey. T-test was used to know the difference while coefficient correlation to know the correlation. Result : The measurement with food frequency questionnaire, food records, and 24 hours food recall showed the numbers of energy intake were various. The everage numbers of energy intake among three methods were significantly different (p<0,05) while the correlation test showed that the everage numbers of energy intake among three methods were significantly correlated (p<0,05). From the reliability of measurement methods, it is proved that 24 hours food recall had better reliability than food frequency questionnaire and food records. Conclusion : There were significantly differences of energy intake among three methods. 24 hours multiple food recall had better reliability than food frequency questionnaire and food records

Kata Kunci : Gizi Anak Remaja,Asupan Energi,Obesitas