Kajian Jasa Ekosistem Mangrove Untuk Pengambangan Ekowisata DI Wilaya Kepesisiran Telok Bediri, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat
Gusti Muhammad Falih, Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si, M.Si.; Dr. Rika Harini, S.Si., M.P.
2024 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan
Ekosistem Mangrove Telok Bediri di Desa Sungai Kupah menyimpan banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan demi mewujudkan tujuan Desa Sungai Kupah yang dinobatkan sebagai Desa Wisata maka perlu adanya pengelolaan agar potensi tersebut dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji karakteristik ekosistem hutan mangrove berdasarkan komponen abiotik, biotik, dan kultural; (2) menganalisis jasa ekosistem hutan mangrove untuk pengembangan ekowisata; (3) merumuskan strategi pengelolaan ekosistem hutan mangrove untuk pengembangan ekowisata. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan teknik pengisian kuesioner, observasi lapangan, dan wawancara mendalam dan didukung dengan data sekunder. Pengumpulan data secara sampling dengan transek kuadrat di empat titik pengamatan. Responden untuk wawancara dengan menggunakan metode purposive sampling dan accdencial sampling. Jasa ekosistem dianalisis berdasarkan Daya Dukung Kawasan (DDK), Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Individual Travel Cost Method (ITCM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakteristik ekosistem mangrove di Telok bediri terdiri dari dua tipe mangrove yaitu fringe dan riverine yang disusun oleh 10 jenis mangrove sejati dan 3 jenis mangrove ikutan dengan tingkat pertumbuhan berada pada strata tumbuhan semai, pancang dan pohon; (2) Jasa ekosistem mangrove telok Bediri ditinjau dari perhitungan daya dukung kawasan (DDK) ekowisata mangrove Telok Bediri untuk semua atraksi per hari adalah sejumlah 1,672 orang. Indeks kesesuaian wisata pada semua stasiun menunjukkan kategori sesuai untuk dijadikan ekowisata. Hasil ITCM menunjukkan rata rata suprlus konsumen per kunjungan individu sebesar Rp5.750,33. Estimasi nilai ekonomi Ekowisata Mangrove Telok Bediri adalah sebesar Rp49.355.042,15 per tahun; (3) Strategi pengelolaan yang direkomendasikan untuk memaksimalkan pengembangan ekowisata mangrove Telok Bediri adalah dengan adanya penanaman, peningkatan infrastruktur ekowisata mangrove Telok Bediri, meningkatkan kualitas SDM, melibatkan peran stakeholder tujuan meningkatkan pengunjung ke ekowisata mangrove Telok Bediri sesuai batas maksimum daya dukung.
The Telok Bediri Mangrove Ecosystem in Sungai Kupah Village has a lot of potential that can be developed to increase tourist attraction in order to realise the goal of Sungai Kupah Village which has been named a Tourism Village, it is necessary to manage it so that this potential can be developed. This study aims to; (1) assess the characteristics of mangrove forest ecosystems based on abiotic, biotic, and cultural components; (2) analyse mangrove forest ecosystem services for ecotourism development; (3) formulate mangrove forest ecosystem management strategies for ecotourism development. This research uses primary data taken by filling out questionnaires, field observations, and in-depth interviews and is supported by secondary data. Data were collected by sampling with quadratic transects at four observation points. Respondents for interviews using purposive sampling and accdencial sampling methods. Ecosystem services were analysed based on Area Support Capacity (DDK), Tourism Suitability Index (IKW), Individual Travel Cost Method (ITCM).The results showed that; (1) the characteristics of the mangrove ecosystem in Telok Bediri consist of two types of mangroves, namely fringe and riverine, which are composed of 10 types of true mangroves and 3 types of associated mangroves with growth rates at the seedling, sapling and tree strata; (2) Telok Bediri mangrove ecosystem services in terms of the calculation of the carrying capacity of the area (DDK) of Telok Bediri mangrove ecotourism for all attractions per day is a total of 1,672 people. The tourism suitability index at all stations shows the appropriate category to be used as ecotourism. ITCM results show an average consumer suprlus per individual visit of Rp5,750.33. The estimated economic value of Telok Bediri Mangrove Ecotourism is Rp49,355,042.15 per year; (3) The recommended management strategy to maximise the development of Telok Bediri mangrove ecotourism is by planting, improving the infrastructure of Telok Bediri mangrove ecotourism, improving the quality of human resources, involving the role of stakeholders in order to increase visitors to Telok Bediri mangrove ecotourism according to the maximum carrying capacity.
Kata Kunci : Ekosistem Mangrove, Ekowisata, Jasa Ekosistem, WIlayah Kepesisiran, Strategi Pengelolaan Lingkungan