Laporkan Masalah

Negosiasi Identitas Agama Hibrid Komunitas Buddha Jawa Jatimulyo

Candra Dvi Jayanti, Dr. Yulianti

2024 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Terdapat dinamika yang mendorong pemisahan dan pemurnian praktik agama Buddha dengan keyakinan lokal di kalangan komunitas Buddha di Jawa. Salah satu faktor penyebabnya ialah konsep identitas agama tunggal yang proses pembentukan hingga narasinya sangat hegemonik. Walaupun terdapat upaya purifikasi, masyarakat juga kembali membaurkan kejawaan dalam kegiatan wihara. Hal tersebut menghadirkan pertanyaan tentang efektivitas identitas agama tunggal pada masyarakat yang notebene memeluk identitas agama hibrid melalui proses sejarah yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konseptualisasi dan konstruksi identitas agama komunitas Buddha Jawa Jatimulyo serta dinamika yang mereka hadapi. Sehingga, representasi daerah ini dapat memperlihatkan dinamika serta negosiasi identitas agama hibrid melalui konstruksi praktik religius mereka. Proses konstruksi dikaji dengan konsep teori hibriditas dan negosiasi identitas melalui penciptaan tradisi baru. Melalui pendekatan etnohistoris yang menggabungkan aspek etnologi dan evaluasi sumber sejarah, peneliti tinggal bersama komunitas dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan untuk mendengarkan cerita kehidupan informan dan orang-orang sezamannya dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, sehingga proses konstruksi identitas Buddha Jawa dapat dianalisis. Pendekatan tersebut menunjukkan bahwa komunitas Buddha Jawa Jatimulyo mampu menegosiasikan pembauran antar ajaran berbeda yang bersinggungan dan terbentuk melalui sejarah dan prinsip hidup mereka. Melalui penciptaan tradisi baru, seperti Tribuana Manggala Bhakti, komunitas Buddha Jawa Jatimulyo mampu mewujudkan agensi mereka dalam mewariskan religiusitas kompleks yang sekaligus membuktikan keterikatan yang mendalam antara identitas agama lokal dan global melampaui diskursus kategori yang seragam dan terbatas.

There are dynamics that promote the separation and purification of Buddhism from local beliefs within Buddhist communities in Java. The concept of homogenous religious identity, which is characterized by a hegemonic formation process and narrative, is one of the contributing factors. However, the community also reintegrated Javanese into monastic activities. This raises concerns regarding the efficacy of homogenous religious identity in a society that, in reality, is embracing a hybrid religious identity as a result of a long-standing historical process. This research aims to examine the Buddha Jawa Jatimulyo community’s religious identity conceptualization and construction. In this way, the representation of this community could explain the dynamics and negotiation of embracing hybrid religious identity. The concepts of hybridity and identity negotiation through the invention of new traditions are employed to examine this study. Using an ethnohistorical approach that integrates elements of ethnology and historical source evaluation, the researcher lived with the community for three months, participating in their activities and listening to the life stories of informants and their contemporaries, to enrich the data. The study shows that the Buddha Jawa Jatimulyo community is capable of negotiating the diverse beliefs that are influenced by their history and life principles on their religious identity construction. This community is able to realize their agency in surviving their Buddha Jawa identity through inventing new traditions, such as Tribuana Manggala Bhakti. This existence of reality also indicated the deep entanglement between local and global religious identities beyond the discourse of limited categories.

Kata Kunci : identitas agama hibrid, Buddha Jawa, hibriditas, Theravada, konstruksi identitas

  1. S2-2024-502236-abstract.pdf  
  2. S2-2024-502236-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-502236-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-502236-title.pdf