Laporkan Masalah

Evaluasi ketersediaan fasilitas pelayana sosial ekonomi dan hierarki pusat-pusat pelayanan tingkat kecamatan di kabupaten Gunungkidul

Erma Yunita, Prof. Dr. A.J. Suhardjo, M.A.; Drs. Joko Christanto, M.Sc.

2000 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Fenomena terjadinya kesenjangan yang ada di ibukota kabupaten dengan kecamatan-kecamatan yang lain tampak jelas dengan adanya ketersediaan fasilitas yang tidak merata antar daerah. Kabupaten Gunungkidul yang terdiri dari 3 zone fisiografis yaitu Zone Batur Agung, Zone Ledok Wonosari dan Zone Pegunungan Seribu. Membawa konsekuensi pada ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang berbeda-beda pula. Kondisi seperti itu mendorong untuk melakukan penelitian tentang variasi kesesuaian dan distribusi antara ketersediaan fasilitas tersebut dengan kebutuhan penduduk secara keruangan. Oleh karenanya tujuan penelitian secara rinci : pertama mengetahui kesesuaian antara fasilitas pelayanan sosial ekonomi dengan kebutuhan penduduk yang ada; kedua mengetahui distribusi keruangan fasilitas pusat pelayanan sosial ekonomi; ketiga mengetahui hierarki pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis data sekunder, dilengkapi dengan wawancara dengan beberapa pihak terkait. Teknik analisis menggunakan analisis fungsi pelayanan untuk mengetahui kesesuaian antara fasilitas pelayanan dengan permintaan penduduk, pembobotan untuk mengetahui hierarki pusat pelayanan, skalogram untuk mengetahui distribusi fasilitas pelayanan, analisis tabel, dan analisis peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas pelayanan sosial belum sesuai dengan permintaan penduduk menurut baku yang ditetapkan oleh DPU. Hal tersebut dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan dan PDAM yang tidak sesuai dengan permintaan penduduk. Distribusi kerapatan fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang ada pada setiap zone, yaitu kerapatan kategori tinggi terdapat pada Kecamatan Wonosari, Tepus, dan Rongkop (zone Tengah dan Selatan); kerapatan kategori sedang yaitu Kecamatan Semin, Ponjong, Playen, Karangmojo, dan Semanu; kerapatan kategori rendah ada 8 kecamatan pada zone utara dan selatan yaitu Kecamatan Panggang, Patuk, Ngawen, Gedangsari, Nglipar, Saptosari, dan Paliyan. Pusat pelayanan di Kabupaten Gunungkidul pada hierarki I yaitu Kecamaatan Wonosari (zone tengah), hierarki II yaitu Kecamatan Rongkop, Tepus, Playen, Ponjong, Karangmojo, dan Semin. Hierarki III yaitu Seinanu, Panggang, Patuk, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Gedangsari, dan Saptosari. Secara keseluruhan ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi belum sesuai dengan permintaan penduduk, sedangkan untuk distribusi fasilitas pelayanan sosial ekonomi beltun terdistribusi secara merata, dan kualitas hierarki yang ada pada setiap zone terdapat perbedaan. Hal sangat dipengaruhi oleh zone fisiografi dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan perkembangan wilayah.

ABSTRACT Providing public facilities in region core and other regions are significantly different. Gunung Kidul district, according to Pannekoek, divided into three zones of phyciographic, Batu Agung zone, Ledok Wonosari zone, Pegunungan Seribu zone is one of its examples. The goals of this research are firstly to know the relevancy between those social economic facilities and the demand of people in Gunung Kidul, secondly to know the distribution of central facilities and the composition of central facilities. Secondary data analysis technique is used as a method research besides an interview with other key persons. Analysis technique as well as service function analysis is done in order to know the relevancy between the public facilities and the demand. Scoring technique is used for knowing the composition of central facilities and scalogram technique is used for knowing the distribution of central facilities. This research is conducted in 15 subdistrict, considering the phiciographic zone. The result shows that public facilities providing is not relevant with the demand, based on DPU standard. For facilities distribution, there are three densities: high density is in wonosari region, Tepus and Rongkop, mediurn density is in Semin subdistrict, Ponjong, Playen, Karangmojo, and Semanu, low-density there are 8 subdistrict in north and south region which is Pangang region, Patuk, Ngawen, Gedangsari, Nglipar, Saptosari, and Paliyan the composition of central facilities is first, Wonosari subdistrict. Second, Rongkop subdistrict, Tepus, Playen, Ponjong, Karangmojo, and Semin. Third, Semanu, Panggang, Patuk, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Gedangsari, and Saptosari. Generally public facilities is not relevant with the demand, while for it's distribution; it has not speard entirely. The hierarch quality in each zone is not same. This is because of the phiciographic as well as government policy.

Kata Kunci : Pelayanan sosial,Pusat-pusat Pelayanan,Gunungkidul,DIY

  1. S1-2000-105789-Erma_Yunita_abstract.pdf  
  2. S1-2000-105789-Erma_Yunita_bibliography.pdf  
  3. S1-2000-105789-Erma_Yunita_tableofcontent.pdf  
  4. S1-2000-105789-Erma_Yunita_title.pdf