Laporkan Masalah

Pemantauan Residu Diazinon dan Sumition Dalam Sayuran Yang Dipasarkan Di Yogyakarta

Ratna Hestiningrum, Dr. Ibnu Gholib Gandjar, Apt.

1988 | Skripsi | S1 FARMASI

Pemakaian pestisida yang tidak sesuai dengan aturan, telah menimbulkan berbagai masalah yang berkaitan dengan akibat samping yang tidak diinginkan yaitu adanya residu. Residu terdapat pada komoditi pertanian maupun pada lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Ditinjau dari segi lingkungan pestisida organofosfat merupakan pilihan karena kurang persisten, daya basminya kuat walaupun lebih toksis. Mengingat toksisitas yang tinggi maka perlu pemantauan residu pestisida organofosfat dalam sayuran yang dikon sumsi oleh masyarakat pada setiap harinya. Pemerintah telah memberi batasan maksimum residu yang dicantumkan dalam Kodeks Makanan Indonesia. Telah dilakukan pemantauan di wilayah Yogyakarta terhadap 4 macam sayur yaitu kobis, sledri, tomat dan wortel, dengan alat kromatografi gas de ngan detektor FPD, kolom 2 % OV-17 dalam Chromosorb W, suhu kolom 220°C & suhu tempat injeksi: 260°C dengan kecepatan alir gas pembawa (N2) = 30 ml/ menit. Pada sledri yang tidak dicuci ditemukan diazinon dalam kisaran 0,2301 20,6095 ppm dan sumition dalam kisa- ran 0,2359 8,2823 ppm, yang berarti melebihi batas maksimum residu pestisida. Kobis tidak mengandung residu dia zinon dan sumition. Wortel mengandung diazinom saja sedang pada tomat terdapat residu diazinom dan sumition tetapi masih dalam keadaan aman karena masih dibawah batas maksimum residu pestisida. Pencucian terhadap sayur-sayuran dapat mengurangi kadar residu pestisida atau menghilangkannya sama sekali.

Kata Kunci : Diazion, Residu, Sumiton, Sayuran

  1. S1-FAR-1988-Ratna_Hestiningrum-abstract.pdf  
  2. S1-FAR-1988-Ratna_Hestiningrum-bibliography.pdf  
  3. S1-FAR-1988-Ratna_Hestiningrum-tableofcontent.pdf  
  4. S1-FAR-1988-Ratna_Hestiningrum-tittle.pdf