TANGGUNG JAWAB PPAT TERHADAP PEMALSUAN TANDA TANGAN AKTA PPAT OLEH PPAT LAIN DI KABUPATEN MAGELANG
Allan Johan Christian, Dr. Ninik Darmini,S.H.,M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Magister Kenotariatan
Tesis ini meneliti permasalahan yang dirumuskan, yaitu 1)
Bagaimana tanggung jawab PPAT I dan PPAT S terhadap
Akta Jual Beli tanah yang dibuat oleh PPAT S yang memalsukan tanda tangan PPAT
I di Kabupaten Magelang dan 2) Bagaimana penegakan sanksi bagi PPAT yang melakukan tindak pidana pemalsuan tanda
tangan oleh Majelis Pembina dan Pengawas Daerah PPAT Kota Magelang.
Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan menggunakan metode penelitian empiris menitikberatkan pada memberlakukan
peraturan hukum normatif pada peristiwa hukum yang ada dalam masyarakat.
Penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan mengelompokkan data dan
menyeleksi apa yang diperoleh pada penelitian lapangan, kemudian dikaitkan
dengan teori yang didapatkan melalui studi kepustakaan hingga didapatkan
jawaban dari permasalahan yang hendak diteliti.
Penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa PPAT I dan PPAT S dapat dimintakan pertanggungjawaban
administratif yaitu dikenakan sanksi
pemberhentian dengan tidak hormat karena tindakannya, kemudian dapat pula bertanggungjawab
secara perdata karena telah minumbulkan kerugian dan dalam pertanggungjawaban Pidana PPAT S telah terbukti melakukan pemalsuan Akta
Jual Beli tanah milik PPAT I sehingga dapat dimintai pertanggungjawaban pidana
dalam bentuk pidana penjara, namun PPAT I tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana
karena tidak adanya unsur kesengajaan tetapi apabila ada kesengajaan maka dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana dan Majelis Pembina dan Pengawas Daerah PPAT Kota Magelang
dalam melakukan penegakan sanksi bagi PPAT
yang melakukan tindak pidana pemalsuan tanda tangan sesuai dengan
ketentuan yang diatur pada Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 2 Tahun
2018 yang menghasilkan surat rekomendasi
dalam pemberian putusan dan jenis sanksi terhadap PPAT yang melakukan
pelanggaran yang berisi sanksi.
This thesis examines the problems formulated, namely 1)
What are the responsibilities of PPAT I and PPAT S regarding the Deed of Sale
and Purchase of land made by PPAT S who forged PPAT I's signature in Magelang
Regency
and 2) How will sanctions be enforced for PPAT who commit
the crime of forging signatures by the Magelang City PPAT Regional Supervisory
and Supervisory Council.
This research is descriptive in nature using empirical
research methods that focus on applying normative legal regulations to legal
events in society. This research was analyzed qualitatively by grouping data
and selecting what was obtained in field research, then linking it with
theories obtained through literature study until answers were obtained to the
problems to be researched.
From this research, it can be concluded that PPAT I and
PPAT S can be held administratively accountable, namely being subject to
dishonorable dismissal because of their actions, then they can also be held
civilly responsible for causing losses and in criminal liability, PPAT S has
been proven to have falsified the PPAT's Deed of Sale and Purchase. I so that
he can be held criminally responsible in the form of imprisonment, but PPAT I
cannot be held criminally responsible because there is no element of intent in
his actions and the Magelang City PPAT Regional Supervisory and Supervisory
Council in enforcing sanctions for PPAT who commit the crime of forging
signatures in accordance with provisions regulated in ATR/KBPN Ministerial
Regulation Number 2 of 2018 which produces a letter of recommendation in giving
decisions and types of sanctions against PPATs who commit violations that
contain sanctions.
Kata Kunci : Pertangggungjawaban, Pemalsuan Akta, PPAT