Antimicrobial Resistance of Salmonella spp. From Cured Beef Samples with Different Shelf-Life Expectancy

MUTIA ASRI KHAIRUNISA, Prof. Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng.

2024 | Skripsi | BIOLOGI

Daging adalah salah satu produk makanan dengan permintaan tertinggi sejak tahun 1980, di mana permintaan telah mencapai 24,8 kg per tahun per orang pada tahun 2020. Dengan permintaan yang tinggi, datang intensifikasi pertanian yang menyebabkan penggunaan antimikroba yang berlebihan baik untuk tujuan terapeutik maupun non-terapeutik, sehingga terjadi peningkatan resistensi antimikroba (AMR) pada bakteri. Dalam kasus produk daging, Salmonella dianggap salah satu bakteri yang lebih umum ditemukan dalam produk daging mentah. Namun, dengan masa simpan yang singkat, kemungkinan konsumen menderita salmonelosis meningkat. Oleh karena itu, metode pemerahan telah diterapkan untuk mengurangi kemungkinan pertumbuhsan mikroba berlebihan, meskipun AMR Salmonella telah ditemukan dalam sampel daging yang telah dipemerah. Lingkup penelitian ini menentukan apakah ada Salmonella spp. dalam sampel daging yang telah dipemerah, melakukan analisis resistensi AMR (azitromisin, sifloksasin, dan siftriaxon) pada Salmonella spp. yang diisolasi dari sampel daging yang telah dipemerah, serta melakukan enumerasi. Semakin lama masa simpan sampel daging yang telah dipemerah, maka semakin rendah nilai CFU/mL per sampel (kontrol: 17,800,000 CFU/mL, >1 tahun: 0 CFU/mL). Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa Salmonella spp. memiliki potensi resistensi terhadap sifloksasin (33,33% intermediate) dan sensitivitas terhadap azitromisin dan siftriaxon (100,00% sensitive). Penelitian ini memberikan implikasi bagi industri pertanian dan keselamatan konsumen produk daging yang telah dipemerah dengan masa simpan yang berbeda-beda.

Meat is currently one of the food products with the highest demand ever since 1980, where demands have reached 24.8 kg per year per person as of 2020. With high demand comes intensive farming which causes overuse of antimicrobials for both therapeutic and non-therapeutic reasons, allowing the occurrence of more antimicrobial resistant (AMR) strains of bacteria to occur. In the case of meat products, Salmonella is considered one of the more commonly occurring bacteria found in raw meat products. However, with meat’s short shelf-life expectancy, the likeliness of consumers suffering from salmonellosis increases. Thus, preservation methods have been implemented to reduce this likeliness, primarily through curing beef. Although curing may reduce the likeliness of excessive microbial growth, AMR Salmonella has been detected in cured beef samples. The scope of this research determines whether there is Salmonella spp. within the cured beef samples, conduct AMR (azithromycin, ciprofloxacin, and ceftriaxone) analysis of the Salmonella spp. isolated from the cured beef samples and conduct enumeration. The longer the shelf-life expectancy of cured beef samples, the lower the overall CFU/mL per sample was (control: 17,800,000 CFU/mL, >1 year: 0 CFU/mL). It was also discovered that Salmonella spp. has potential resistance towards ciprofloxacin (33.33% intermediate) and susceptibility towards azithromycin and ceftriaxone (100.00% sensitive). This research provides implication to the agricultural industry and safety for consumers of cured beef products with different shelf-life expectancy. 

Kata Kunci : antimicrobial resistance, cured beef, Salmonella spp., shelf-life expectancy