studi patologi rangka manusia dari situs kubur Gua Latea II, Poso, Sulawesi Tengah
Novialita Ridimas Putri, Dr. Anggraeni, M.A
2024 | Tesis | S2 Arkeologi
Gua Latea yang terletak di Poso, Sulawesi Tengah merupakan salah satu situs kubur menggunakan peti kayu. Situs Gua Latea terdiri dari dua buah gua yang letaknya berdekatan, yaitu Gua Latea I dan Gua Latea II. Penelitian ini berfokus pada Gua Latea II karena kondisi tulang dan peti kubur kayu lebih banyak dari Gua Latea I, serta belum terdokumentasikan. Penelitian yang dilakukan terhadap sisa-sisa rangka manusia dari Gua Latea II bertujuan untuk mengungkap berbagai aspek osteobiografi, terutama terkait kondisi kesehatan dan aktivitas masyarakat pada masa lalu. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kebiasaan dan perilaku terkait praktik kebudayaan masyarakat yang dapat diidentifikasi dari sisa-sisa rangka tersebut. Hasil penelitian ini lebih lanjut diharapkan berguna bagi masyarakat untuk memberikan narasi yang melengkapi informasi Gua Latea I dan II sebagai objek wisata. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yaitu analisis makroskopis terhadap kondisi abnormal yang dapat diidentifikasi dari sisa rangka yang terdiri dari tulang tengkorak tanpa mandibula, mandibula, tulang maksila, tulang ekstremitas, dan tulang pelvis. Penelitian ini berfokus pada osteobiografi yang meliputi morfometrik khususnya tinggi badan, jenis kelamin, usia, MNI, dan patologi.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa setidaknya ada 41 individu dengan rentang usia 1 tahun hingga 60 tahun yang dikuburkan di Gua Latea II. Individu tersebut terdiri atas perempuan berjumlah 23 individu, laki-laki berjumlah 11 individu, serta balita dan anak-anak berjumlah 7 individu. Jenis penyakit yang dapat diidentifikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu: (1) faktor genetik; (2) faktor eksternal; (3) faktor kebiasaan dan perilaku terkait kebudayaan. Penyakit akibat faktor genetik meliputi: variasi bentuk tengkorak, metopic sutura, tulang inca, osteoma, spina bifida, dan ankylosing spondylitis. . Di samping faktor genetik, terdapat pula faktor eksternal yang menyebabkan ankylosing spondylitis. Penyakit akibat faktor eksternal, yaitu infeksi nonspesifik, tuberkolosis, dan trauma. Penyakit akibat kebiasaan dan perilaku terkait kebudayaan, yaitu: porotik hiperostosis, kalkulus, karies, periodontal dan infeksi gigi, enamel hipoplasia, modifikasi gigi (pangur), dental staining, dan osteopit.
Latea Cave, located in Poso, Central Sulawesi, is one of the burial sites using wooden coffins. The Latea Cave site consists of two caves situated close to each other, namely Latea I and Latea II. This research focuses on Latea II due to the greater number of bones and wooden coffins compared to Latea I, and the fact that they have not yet been documented. The research conducted on human skeletal remains from Latea II aims to uncover various osteobiographical aspects, particularly related to the health conditions and activities of past communities. Additionally, this study is expected to provide insights into the habits and behaviors associated with cultural practices that can be identified from these skeletal remains. The findings of this research are further expected to be useful for the community in providing a narrative that complements the information on Latea I and II as tourist attractions.
The research methods used to answer these questions include macroscopic analysis of abnormal conditions that can be identified from skeletal remains, including skulls without mandibles, mandibles, maxillae, extremities, and pelvis bones. This study focuses on osteobiography, encompassing morphometrics, particularly height, sex, age, MNI (Minimum Number of Individuals), and pathology.
Based on the analysis results, it was determined that at least 41 individuals, ranging in age from 1 to 60 years, were buried in Latea II. These individuals comprised 23 females, 11 males, and 7 infants and children. The types of diseases that could be identified were grouped into three categories based on their causes: (1) genetic factors; (2) external factors; (3) habitual and behavioral factors related to cultural practices. Diseases resulting from genetic factors include variations in skull shape, metopic suture, Inca bone, osteoma, spina bifida, and ankylosing spondylitis. In addition to genetic factors, external factors also contribute to ankylosing spondylitis. Diseases caused by external factors include nonspecific infections, tuberculosis, and trauma. Diseases resulting from habitual and behavioral factors related to cultural practices include porotic hyperostosis, calculus, caries, periodontal and dental infections, enamel hypoplasia, dental modification (pangur), dental staining, and osteophytes.
Kata Kunci : Gua Latea II, peti kubur kayu, osteobiografi, patologi, budaya