Laporkan Masalah

Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Wanita Usia Subur Di Kota Yogyakarta Tahun 2024

Triana Wardhani, Dr.dr. Prima Dhewi R, M.Biotech

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Kanker serviks merupakan penyebab kematian keempat karena kanker pada wanita di dunia. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker yang menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi dengan 21.003 kasus kematian. Upaya pemerintah mengendalikan kasus kanker serviks dengan program deteksi dini kanker serviks metode Inspeksivisual asamasetat (IVA). Program ini dicanangkan tahun 2015 tetapi hasilnya tidak pernah mencapai target. Penelitian ini ingin melihat Bagaimana pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Kota Yogyakarta”? dengan melakukan evaluasi pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, melakukan evaluasi sistem pencatatan dan pelaporan program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks di Kota Yogyakarta

Metode Penelitian: Penelitian dari tiga sub-studi, untuk studi evaluasi program IVA dan studi evaluasi pencatatan dan pelaporan pragram menggunakan desain studi deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif menggunakan kuesioner dan wawancara pertanyaan terbuka dengan total sampling terhadap 18 pelaksana program di puskesmas dan 1 ditingkat dinas kesehatan.  Studi analitik adalah faktor yang berhubungan dengan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur di Kota Yogyakarta dengan desain cross sectional, dengan pengumpulan data primer kepada 280 wanita usia subur (WUS) di Kota Yogyakarta dengan metode cluster random sampling, dengan variabel bebas yaitu pengetahuan dan kesadaran WUS dan variabel luar adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan rasa malu sedangkan variabel terikat adalah keikutsertaan WUS dalam melakukan program deteksi dini.

Hasil: Evaluasi program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Kota Yogyakarta dari input masih kurang yaitu managemen program 52,6% penganggaran 10,5%, sosialisasi 33,4?n lintas sektor 38,9% masuk kategori tidak baik. Untuk pencatatan dan pelaporan untuk ketepatan waktu kurang baik yaitu 66,67%. Tidak adanya hubungan signifikan antara pengetahuan, kesadaran dan dukungan suami untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, dan ada hubungan signifikan antara umur dan rasa malu terhadap keikutsertaan WUS melakukan deteksi dini kanker serviks. umur dengan kategori dewasa akhir (30-45 tahun) aPR=1,6 (CI= 1,081-2,438), untuk lansia awal (46-50 tahun) aPR= 1,7 (CI= 1,090-2,746) sedangkan variabel rasa malu didapatkan nilai aPR= 1,6 (CI=1,142-2,255).

Kesimpulan: Kelemahan program IVA adalah tidak baiknya managemen program, penganggaran, lintas sektor dan sosialisasi, pada pencatatan dan pelaporannya kelemahannya adalah ketepatan waktu kurang baik sedangkan dilihat dari sisi individu tidak adanya hubungan signifikan antara pengetahuan dan kesadaran dengan keikut sertaan WUS melakukan deteksi dini kanker serviks, namun hubungan signifikan antara umur dan rasa malu dengan keikutsertaan WUS dalam deteksi dini kanker serviks. 

Background: Cervical cancer is the fourth leading cause of cancer death among women worldwide. In Indonesia, cervical cancer is the third highest cause of death with 21,003 fatalities. The government has attemp to control cervical cancer cases with the early detection program using Visual Inspection with Acetic Acid" (VIA) method. This program was launched in 2015 but it’s outcome have consistenly fallen short of the target. This study aims to examine "How is the implementation of early detection program for cervical using VIA method in Yogyakarta City"? by evaluating the implementation, assessing the recording and reporting system, and identifying factors associated with women of reproductive age participating in the early detection of cervical cancer in Yogyakarta City

Research Method: This research consists of three sub-studies, the studies evaluating the IVA program and the recording and reporting systems use both quantitative and qualitative descriptive designs, utilizing questionnaires and open-ended interviews with a total sampling of 18 program implementers at the health center and 1 at the health office level.  The analytical study focuses on factor related to the early detection of cervical cancer among women of reproductive age (WUS) in Yogyakarta City using a cross-sectional design. Primary data were collected from 280 women of reproductive age (WUS) in Yogyakarta City through cluster random sampling. The independent variables were knowledge and awareness of the WUS, while the external variables included age, gender, education level, occupation, and embarrassment. The dependent variable was the participation of WUS in the early detection program.

Results: The evaluation of the cervical cancer early detection program using the VIA in Yogyakarta City shows that the input remains inadequate, with program management scoring 52.6%, budgeting 10.5%, socialization 33.4%, and the intersectoral cooperation 38.9%, all categorized as poor. The recording and reporting system’s timeliness was also suboptimal at 66,7%. There was no significant relationship between knowledge, awareness, and husband's support with participation in cervical cancer screening. How ever, a significant relationship was found between age and embarrassment with WUS participant in cervical cancer screening. In the age category of late adulthood (30-45 years) aPR=1.6 (CI= 1,081-2,438), while for early elderly (46-50 years) aPR= 1.7 (CI= 1,090-2,746) for the embarrassment variable, the aPR= 1,6 (CI=1,142-2,255).

Conclusion: The weakness of the VIA program include poor program management, budgeting, intersectoral cooperation and socialization. In terms of recording and reporting, the weakness is poor timeliness. On an individual level, the was no significant relationship between knowledge and awareness with WUS participation in cervical cancer screening. However, significant relationships were found between age and embarrassment with WUS participantion in early detection of cervical cancer. 

Kata Kunci : Kanker Serviks, Inspeksi Visual Asamasetat, Evaluasi, deteksi dini, pencatatan pelaporan.

  1. S2-2024-500488-abstract.pdf  
  2. S2-2024-500488-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-500488-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-500488-title.pdf