MEMBACA PEREMPUAN DALAM NOVEL CONVENIENCE STORE WOMAN KARYA SAYAKA MURATA
MARTHA SARAH NATASHA, Prof. Dr. Ida Rochani Adi, S.U.
2024 | Skripsi | SASTRA INGGRIS
Melalui novelnya yang berjudul Convenience Store Woman (2016), Sayaka Murata menggambarkan Keiko Furukura, seorang perempuan yang bekerja sebagai pegawai di minimarket dan belum menikah di usianya yang 36 tahun. Dengan kondisi tersebut, Keiko berhadapan dengan tuntutan masyarakat. Penelitian ini menganalisis bagaimana para perempuan dalam Convenience Store Woman berupaya untuk memainkan peran mereka sebagai perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan pendekatan performativitas gender untuk mengkaji kepatuhan serta penyimpangan identitas gender dalam diri tokoh utama. Data diperoleh dari kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Convenience Store Woman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keiko memiliki identitas yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat, sehingga ia harus menyesuaikan diri dengan norma-norma tersebut untuk dapat diakui. Pandangan hidupnya yang pragmatis menyebabkan dirinya untuk melamar Shiraha, seorang laki-laki yang antipati terhadap tuntutan masyarakat, dalam sebuah perkawinan kontrak. Dengan perkawinan tersebut, Keiko menjadi anggota masyarakat yang dianggap layak. Keiko memiliki identitas yang tidak pada umumnya, sehingga ia diasingkan. Situasi ini mencerminkan marginalisasi terhadap wanita yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial Jepang yang terkait dengan peran perempuan.
Through her novel Convenience Store Woman, Sayaka Murata portrays Keiko Furukura, a 36-year-old convenience store woker who is unmarried and struggles her way through fitting into societal expectations. This research observes how the women in Convenience Store Woman seek to perform their gender identity and roles as women. The research was conducted using the library research method with the approach of gender performativity to examine the conformity and deviation of gender identity, specifically within the protagonist. The data were obtained from the excerpts from Convenience Store Woman. The results show that Keiko has an unconventional identity; consequently, she must conform to societal norms to be accepted. Her pragmatic approach to life, which eventually led her to propose a marriage to Shiraha, a fellow misfit, makes her a member of society. Keiko's unconventional identity reflects the marginalisation of women who do not fit into the traditional Japanese social scripts associated with womanhood.
Kata Kunci : ekspektasi masyarakat, peran, perempuan, performativitas gender, perkawinan