Penggunaan foto udara untuk evaluasi penggunaan lahan kawasan bandar udara Adisucipto dan sekitarnya
Kristian Suseno Raharjo, prof. Dr. Sutanto; Drs. Ibnu Kadyarsi
1996 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUHPenelitian ini dilakukan pada kawasan sekitar bandar udara Adisutjipto yang secara administratif meliputi sebagian dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Depok, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Berbah dan Kecamatan Banguntapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan foto udara pankromatik hitam putih berskala 1: 10.000 sebagai sumber data utama pembuatan peta bentuk penggunaan lahan. Selain itu juga untuk mengevaluasi kesesuaian bentuk penggunaan lahan sekitar bandar udara Adisutjipto, dikaitkan dengan peta tingkat kebisingan kawasan sekitar bandar udara Adisutjipto. Dalam penelitian ini digunakan metode penginderaan jauh dengan interpretasi foto udara pankromatik hitam putih berskala 1:10.000 tahun pemotretan 1993 serta uji lapangan, untuk pembuatan peta bentuk penggunaan lahan. Data intensitas kebisingan untuk pembuatan peta tingkat kebisingan kawasan, diperoleh dengan melakukan pengukuran kebisingan pada 150 titik pengamatan di lapangan dengan menggunakan alat sound level meter. Kemudian dicari nilai tingkat kebisingan kontinyu ekivalen (Leq) masing-masing titik pengamatan, dan dengan metode interpolasi dibuat peta tingkat kebisingan kawasan. Ketelitian hasil interpretasi penggunaan lahan secara keseluruhan berdasarkan interpretasi foto udara pankromatik hitam putih tahun 1993 sebesar 90,66 %. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa perencanaan dan penyediaan lahan di sekitar bandar udara Adisutjipto belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan belum sesuai peruntukannya, kaitannya gangguan kebisingan yang diterima. Gangguan kebisingan yang melebihi. 75 decibel sudah dapat mengganggu kerja saraf dan konsenfrasi kerja. Penggunaan lahan yang berupa fasilitas permukiman ataupun perumahan mendapat gangguan kebisingan di atas 90 decibel, bahkan bentuk penggunaan lahan yang berupa fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan justru terkena dampak kebisingan cukup besar yaitu di atas 95 decibel, dan hal ini tentu saja sudah melebihi ambang batas kebisingan, sehingga perlu segera dicari penanggulangan ataupun pengurangan gangguan kebisingan tersebut. Gangguan kebisingan yang cukup besar tersebut dikarenakan lokasi dari bentuk penggunaan lahan yang tidak jauh dari ujung landas pacu dan terletak tepat berada di bawah jalur terbang pesawat.
-
Kata Kunci : Foto udara,Penggunaan lahan,Berbah,Banguntapan,Bantul,Sleman,DIY