People Fund or Elite Fund? Village Fund Policy and Modern Slavery in East Sumba
YOHANES LEVIN LAMPE, Dr. Muchtar Habibi
2024 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)
Penelitian ini menyelidiki bagaimana dana desa membentuk perbudakan modern di desa-desa di Sumba Timur. Dana desa, yang awalnya dimaksudkan sebagai intervensi institusional di daerah pedesaan, berubah fungsi menjadi alat yang memperpetuasi perbudakan modern. Hierarki sosial yang ada, seperti yang ditunjukkan oleh segregasi Ata oleh Maramba, menyoroti penyalahgunaan dana desa. Perspektif ekonomi politik digunakan sebagai kerangka konseptual untuk memahami distribusi dan eksploitasi sumber daya. Dengan menggunakan metode kualitatif, mengintegrasikan data primer dan sekunder melalui wawancara, observasi langsung, dan analisis dokumen, penelitian ini menambah lapisan penting dalam wacana akademis yang ada mengenai dinamika Dana Desa di Indonesia, khususnya di Sumba Timur. Melalui distribusi sumber daya, jelas bahwa dana tersebut telah didaur ulang oleh elit untuk mengakumulasi lebih banyak kekayaan, sementara Ata hanya dapat menggunakan sisa dana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Juga telah jelas bahwa reformasi tanah sangat penting dan harus diikuti dengan perombakan struktur sosial di Sumba Timur, untuk membongkar sistem hierarki yang ada yang memperpetuasi ketidaksetaraan dan eksploitasi.
This study investigates how village fund shapes modern slavery in East Sumba villages. Village fund, which was intended as an institutional intervention in rural areas, changed function into being a tool that perpetuates modern slavery. The existing social hierarchy as shown by the segregation of the Ata by the Maramba highlights the misuse of the village fund. Political economy perspective is used as conceptual framework to understand resource distribution and exploitation. Using qualitative method, integrating primary and secondary data through interview, direct observation, and document analyses, this study adds a crucial layer to the existing academic discourse on Village Fund dynamics in Indonesia, particularly in East Sumba. Through the resource distribution, it has become apparent that the fund has been recycled by the elites to accumulate more wealth, while the Ata can only use the remaining fund for subsistence. It has become apparent that land reformation is indispensable and should be followed by the remodeling of social structures within East Sumba, to dismantle existing hierarchical systems that perpetuate inequality and exploitation.
Kata Kunci : Modern Slavery, Village Fund, East Sumba, Political Economy Perspective, Elite Accumulation, Slave Subsistence.