PENGAWETAN BAMBU AMPEL ( Bambusa vulgaris Schrad. ) MENGGUNAKAN EKSTRAK UMBI GADUNG SECARA RENDAMAN DINGIN UNTUK MENCEGAH SERANGAN RAYAP KAYU KERING Cryptotermes cynocephalus Light.
AMRI ARAFA, Dr. Ir. H. Soetjipto Ahmad Hadikusumo, M.Sc.
2007 | Skripsi | S1 KEHUTANAN
Bambu Ampel memiliki potensi yang cukup besar sebagai bahan baku industri dan
konstroksi bangunan ringan. Ketemahan bambu Arnpel adalah tingkat keawetannya yang
rendah sehingga mudah terserang organisme perusak kayu, seperti rayap kayu kerifl'J
Cryptotermes cynocephalus Light OJeh karena itu diperlukan teknologi pengawetan kayu
untuk meningkatkan umur pakainya. Tujuan pene\itian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh interaksi faktor rasio berat serbuk umbi gadung ekstrak panas dan lama
perendaman dingin proses pengawetan bambu Ampel terhadap serangan rayap kayu kering.
Penefitian ini menggunakan rnncangan acak lengkap dengan 2 falrtor yaitu rasio
antara serbuk umbi gadung dan berat pelarut air ( 1 : 3, l : 5 dan l : 7) dan lama perendaman
dingin (l hari, 2 hari dan 3 hari). Ba.ban penelitian yang digunakan berupa oambu ampel
berukuran 5 cm x 3 cm x tebal bambu yang diambH secara acak pada bagian ujung, tengah
dan pangkal bilah bambu dan ekstrak umbi gadung. Contoh uji direndam dalam larutan
ekstrak umbi gadung dengan fa.ma perendaman dingln pada masing-masing rasio berat
serbuk umbi gadung selama l hari, 2 hari dan 3 hari. Nimfa rayap kayu kering sejumlah SO
ekor dimasukkan ke dalam tabung pipa berdiameter 2,5 cm dan tinggi 4 cm yang dipasang
pada salah satu permukaan contoh uji yang telah direndam dmgin dafam ekstrak umbi
gadung dan dikeringudarakan. Penyerangan dilakukan selama 28 hari. Parameter yang
dfamati adalah absorbsi, retensi aktual, mortalitas rayap, pengurangan berat contoh uji dan
derajat kerusakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi faktor rasio berat serbuk umbi gadung
dan faktor lama perendaman dingin tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada
semua parameter yang diamati. Rasfo serouk um6f gacfung 6erpengarub sangat nyata
terhadap kenaikan nilai mortalitas rayap dan tidak memberikan pengarnh yang be.rbeda nyata
terhadap absorbsi, retensi aktual dan pengurangan berat. Lama perendaman dingin
6erpengaruh sangat nyata terhadap kenaikan nilai mortalitas rayap, pengaruh nyata terhadap
kenaikan absorbsi dan nilai pengurangan berat serta tidak memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap retensi aktual. Rasio serbuk umbi gadung I : 3 menghasilkan nilai
mortalitas tertinggi yaitu sebesar 99,333 % dengan nilai pengurangan berat 0,011 g dan
derajat kemsakan terhadap kontrol 16,691 % (skala derajat kerusakan se AmpeJ bamboo bas a great prospect as raw materiaJ of industry and buiJd????
construction. Disadvantage of the bamboo is the low of natural durability so it is vulnerable
to attack of wood destructing organism such as dry wood termite Cryptotermes cynocephalus
Light. So, it is necessary a wood preservation technology to improve its lifetime. This
research aimed to study influence of interaction between factor of hot extract gadung tuber
powder ratio and the duration of cold soaking.
This research used Completely Randomjzed Designed with two iacrnrs: gaoung
tuber powder and water solvent weight ratio (1 : 3, 1 : 5 dan 1 : 7 ) and the duration of cold
soaking (l, 2 and 3 days). Experimental material was ampel bamboo with size of 5 cm x 3
cm x thick of bamboo taken randomly from the upper, middJe and lower of bamboo trunk
and gadung tuber extract. Test specimen bas soaked in gadung tuber extract for l, 2 and 3
days. Fifty nymphs of dry wood termite were entered into pipe tube with 2,5 cm diameter
and 4 cm height placed in one of surfaces of test specimen that has been soaked and dried
until air dry. Attack was done for 28 days. Parameters observed were absorpti:on rate, actual
retention, termite mortality, weight loss, and destruction level oftest specimen.
Results of the research indicated that interaction of weight gadung tuber powder
ratio and the duration of cold soaking do not provide significant difference on all parameters
observed. Gadung tuber powder ratio affect very significantfy on termite mortafity and does
not provide significant difference on increase of absorption, actual retention rate, and weight
loss of test specimen. The duration of cold soaking affect very significantly on increase of
weight loss and termite mortality, affect significantly on increase of absorption rate and do
not provide significant difference on actual retention rate. 1 : 3 ratio of gadung tuber powder
result the highest mortality rate (99,333 %) with weight loss of 0,077 g and destruction level
over control 16,691 % (medium destruction level) and it was effective to prevent the attack
of dry wood termite .
Kata Kunci : pengawetan, hamhu Ampel, umhi gadung, ekstrak ????as, perendaman dingin, rayap kayu kering