Laporkan Masalah

Studi sumberdaya airtanah di kabupaten Majalengka

Moh. Agus Yudiarto, Drs. Suratman

1991 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Kabupaten Majalengka yang masuk dalam propinsi Jawa-Barat secara Geologis dibagi menjadi empat satuan geologi yaitu, satuan dataran aluvial , satuan vulkanik, satuan sedimen dan satuan batuan beku. Penelitian ini didasarkan atas satuan geologi tersebut karena batuan sangat ber-pengaruh terhadap kondisi airtanah secara kuantitas maupun kualitas. Sesuai dengan kondisi tersebut penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui dan memperkirakan potensi airtanah baik secara kuantitas maupun kualitas. Penelitian lapangan yang dilakukan pada bulan Agustus sampai September 1989 ini bekerja sama dengan IWACO jakarta, telah berhasil mengumpulkan 241 data sumur, yang terdiri dari 187 sumur gali, 58 sumur pantek, 16 sumur bor dan 60 mata air. Unsur yang dicatat adalah ketinggian muka air sumur, kedalaman air sumur, DHL, pH, Temperatur, Fluktuasi airtanah, elevasi dan debit mata air Pengambilan sampel dilakukan dengan metode "strati¬fied sampling", dengan stratanya adalah sumur gali, sumur bor dan mata air. Dari strata ini kemudian dipilih sampel secara acak, sehingga menghasilkan sampel sebagai berikut: 17 sampel sumur gali, 8 sumur bor dan 3 sampel mata air. Potensi kuantitas airtanah diukur dengan menghitung debit airtanah berdasarkan formula Q= TIL. Hasil perhi-tungan debit airtanah dibeberapa unit geologi adalah sebagai berikut : Debit airtanah dangkal dandi endapan aluvial,sungai masing-masing adalah 209,52 m3/hari dan 8.294,2 m3/hari, di Basin Cikijing masing-masing adalah 2.850 m3/hari dan 366,7 m3/hari. Debit airtanah dangkal dan dalam di endapan gunungapi masing-masing adalah 41.2889 m3/hari dan 18.737 m3/hari. Potensi kualitas diukur dengan menggunakan analisa metode diagram piper segiempat dan metode Stuyfzand, hasilnya adalah berupa peta persebaran keasinan airtanah pada 3 zona kedalaman, yaitu kedalaman antara 0 - 6,0 meter, < 6,0 sampai 12,0 meter dan kedalaman lebih dari 12,0 meter. Secara umum tipe airtanah dominan pada ketiga zona tersebut adalah F2-CaHCO3 yang berasa tawar. Sedang¬kan di beberapa daerah tertentu pada kedalaman 8 - 12 meter, airtanahnya berasa payau, dua sumur yang dianalisa menghasilkan tipe B4-MgHCO3 dan B3-CaMix. Berdasarkan analisa data bor dan analisa diagram piper segiempat diketahui bahwa penyebab rasa asin airtanah di daerah penelitian adalah endapan Iempung marine yang menghasilkan "connate water". Proses yang terjadi ada 2 jenis yaitu, penyerbuan oleh airtawar dan penyerbuan oleh air asin.

-

Kata Kunci : Sumberdaya Airtanah,Majalengka, Jawa Barat

  1. S1-1991-2637-Moh__Agus_Yudiarto_abstract.pdf  
  2. S1-1991-2637-Moh__Agus_Yudiarto_bibliography.pdf  
  3. S1-1991-2637-Moh__Agus_Yudiarto_tableofcontent.pdf  
  4. S1-1991-2637-Moh__Agus_Yudiarto_title.pdf