Evaluasi Implementasi Active Case Detection Malaria di Kabupaten Magelang Tahun 2023
Lina Juhaidah, Bayu Satria Wiratama, MPH., Ph.D., FRSPH; Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes, Ph.D
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Kabupaten Magelang telah mendapatkan sertifikat bebas malaria pada tahun
2014. Salah satu strategi pemeliharaan eliminasi adalah Penemuan Kasus Aktif (Active
Case Detection/ACD). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
implementasi program ACD, sistem pencatatan dan pelaporan ACD malaria, serta
mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan praktik Juru Malaria Desa (JMD) dan
masyarakat terhadap pengendalian malaria.
Metode: Evaluasi
program mencakup variabel input, proses, dan output, sementara evaluasi
sistem pencatatan dan pelaporan menilai struktur surveilans, fungsi pokok, dan
kualitas surveilans secara deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan studi
deskriptif di dinas kesehatan dan lima puskesmas penyelenggara ACD. Studi
analitik menggunakan desain cross-sectional untuk mengidentifikasi
pengetahuan, sikap, dan praktik 16 JMD dan 416 anggota masyarakat terhadap
pengendalian malaria. Penelitian berlangsung dari Februari hingga Mei 2024.
Hasil: Program ACD
malaria di Kabupaten Magelang menunjukkan hasil yang baik dengan sarana
laboratorium yang lengkap dan perencanaan yang efektif, serta pemeriksaan semua
suspek malaria dan konfirmasi kasus secara mikroskopis. Namun, terdapat
kekurangan dalam pelatihan petugas, buku pedoman, dan media komunikasi
informasi edukasi (KIE). Sistem pencatatan dan pelaporan memiliki struktur
surveilans yang baik tetapi kurang akurat dan konsisten karena tidak adanya
formulir register ACD standar. Mayoritas JMD memiliki pengetahuan dan sikap
yang cukup, tetapi hampir seluruhnya belum melaksanakan praktik pembuatan
sediaan darah sesuai standar. Masyarakat menunjukkan pengetahuan yang baik dan
sikap yang cukup, tetapi praktik pencegahan malaria masih kurang. Pelayanan JMD
berhubungan signifikan dengan praktik pencegahan malaria yang baik di
masyarakat (aOR=1,693; p=0,027).
Kesimpulan: Pelaksanaan
ACD malaria di Kabupaten Magelang telah berjalan baik, namun memerlukan
peningkatan dalam pelatihan petugas dan sistem pencatatan. Perlu disediakan
formulir register ACD standar, penguatan kerja sama dengan masyarakat, serta
pemantauan dan umpan balik yang berkelanjutan untuk memastikan program ini
menjadi lebih baik di masa depan.
Background: Magelang
District received malaria-free certification in 2014. One strategy for
maintaining elimination is Active Case Detection (ACD). This study aims to
evaluate the implementation of the ACD program, the recording and
reporting system, and to identify the knowledge, attitudes, and practices of Juru Malaria Desa or Village Malaria Workers (VMWs) and the community regarding malaria control.
Methods: The program
evaluation includes input, process, and output variables, while the evaluation
of the recording and reporting system assesses the surveillance structure, core
functions, and quality descriptively. This research was conducted through
descriptive studies at the health office and five ACD-implementing public health centers. An analytical study with a cross-sectional design was used
to identify the knowledge, attitudes, and practices of 16 VMWs and 416
community members regarding malaria control. The research was conducted from
February to May 2024.
Results: The ACD
malaria program in Magelang District shows good results with comprehensive
laboratory facilities and effective planning, as well as the examination of all
malaria suspects and microscopic confirmation of cases. However, there are
deficiencies in staff training, guideline books, and communication, information,
and education media. The recording and reporting system has a good surveillance
structure but lacks accuracy and consistency due to the absence of a
standardized form. Most VMWs have adequate knowledge and attitudes, but nearly
all have not implemented standard blood smear practices. The community shows
good knowledge and adequate attitudes, but malaria prevention practices are
still lacking. VMW services are significantly associated with good malaria
prevention practices in the community (aOR=1.693; p=0.027).
Conclusion: The
implementation of ACD malaria in Magelang District has been good but requires improvement in staff training and the recording system.
Standard ACD forms need to be provided, cooperation with the community needs to
be strengthened, and continuous monitoring and feedback are necessary to ensure
the program improves in the future.
Kata Kunci : Malaria, evaluasi program, sistem pencatatan dan pelaporan, Active Case Detection (ACD), Juru Malaria Desa, Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP)