Analisis Kontrastif Konjungsi Bahasa Arab dan Bahasa Madura
Abdul Wali, Dr. Sulistyowati, M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Seluruh bahasa di dunia yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Penelitian ini menggunakan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Arab (rumpun bahasa Semit) dan bahasa Madura (rumpun bahasa Austronesia). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konjungsi dalam bahasa Arab (bA) dan bahasa Madura (bM), serta membandingkan keduanya dengan menguraikan persamaan dan perbedaannya. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode kontrastif dalam menganalisis data dengan penekanan pada aspek sintaksis dan semantis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bA, konjungsi (‘a?f) dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jenisnya, sedangkan dalam bM konjungsi dikelompokkan berdasarkan fungsi sintaksis dan semantisnya. Persamaan konjungsi dalam kedua bahasa tersebut adalah sebagai berikut: (1) menghubungkan nomina dengan nomina, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa, (2) memiliki variasi bentuk, dan (3) memiliki makna penjumlahan, pemilihan, dan koreksi.
Perbedaan konjungsi dalam bA dan bM meliputi: (1) konjungsi dalam bM dapat menerima adanya afiks dan memiliki konjungsi gabungan atau pasangan, sedangkan konjungsi dalam bA tidak dapat menerima afiks karena akan mengubah makna konjungsi tersebut, (2) konjungsi dalam bM memiliki tingkat tutur, sedangkan dalam bA tidak memilikinya, (3) konjungsi dalam bA memiliki beragam makna dalam satu kata, sedangkan konjungsi dalam bM hanya memiliki satu makna dalam satu kata, (4) dalam bA, konjungsi memiliki peran untuk mengubah bunyi vokal akhir kata yang dihubungkan sesuai dengan kata sebelum konjungsi, sedangkan dalam bM tidak memiliki peran tersebut, dan (5) konjungsi l? (??) ‘tidak’ dalam bA tidak dikategorikan sebagai konjungsi dalam bM karena padanannya dalam bM, yaitu kata ta’/lok ‘tidak’, termasuk kata negasi dan tidak berfungsi untuk menghubungkan.
All languages in the world that come from different language
families have significant similarities and differences. This study uses two
distinct languages: Arabic (a Semitic language) and Madurese (an Austronesian
language). The study aims to describe conjunctions in Arabic (bA) and Madurese
(bM), and to compare them by outlining their similarities and differences. Therefore,
this study employs a contrastive method in analyzing data with an emphasis on
syntactic and semantic aspects.
The research findings show that in Arabic, conjunctions (‘a?f) are categorized based on their form and type, whereas in Madurese, conjunctions are categorized based on their syntactic and semantic functions. The similarities between conjunctions in both languages are as follows: (1) they connect nouns with nouns, phrases with phrases, and clauses with clauses; (2) they have various forms; and (3) they carry meanings of addition, choice, and correction.
The differences between conjunctions in Arabic and Madurese include: (1) conjunctions in Madurese can receive affixes and have compound or paired conjunctions, whereas conjunctions in Arabic cannot receive affixes as it would alter their meaning; (2) conjunctions in Madurese have speech levels, whereas those in Arabic do not; (3) conjunctions in Arabic have multiple meanings within a single word, while conjunctions in Madurese have only one meaning within a single word; (4) in Arabic, conjunctions play a role in altering the final vowel sound of the word they connect according to the word preceding the conjunction, whereas in Madurese, they do not have this role; and (5) the conjunction l? (??) ‘not’ in Arabic is not categorized as a conjunction in Madurese because its equivalent in Madurese, the word ta’/lok ‘not’, is considered a negation word and does not function as a connector.
Kata Kunci : analisis kontrastif, bahasa Arab, bahasa Madura, konjungsi