Kajian Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease pada Sapi Potong di Kabupaten Rembang
Yayan Taufiq Hidayat, Dr. drh. Yatri Drastini, M.Sc; Dr. Roza Azizah Primatika, S.Si, M.Si
2024 | Tesis | S2 Sain Veteriner
Lumpy skin disease (LSD)
merupakan penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh virus LSD dan telah
menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. Kajian epidemiologi dilakukan
untuk mengetahui prevalensi, faktor risiko, dampak ekonomi, dan tingkat
pengetahuan, sikap, praktik peternak di Kabupaten Rembang. Sebanyak 458 ekor
sapi dalam 138 peternakan sampel didapatkan melalui kajian lintas-seksional
pada periode penelitian Oktober sampai dengan Desember 2023. Data primer
diperoleh dari hasil pemeriksaan klinis gejala khas yang tampak, yaitu
nodul-nodul dan sitfast di sekujur tubuh, serta hasil wawancara
peternak. Uji PCR dilakukan terhadap ternak sakit yang ditemui saat pemeriksaan
namun dengan kondisi nodul-nodul yang tidak begitu jelas. Data sekunder
didapatkan dari instansi terkait. Data faktor risiko dianalisis secara
deskriptif, bivariat, dan multivariat, sedangkan dampak ekonomi dikalkulasi
berdasarkan estimasi total kerugian dan anggaran parsial untuk periode
pemeliharaan 1 tahun. Hasil penelitian pada tingkat ternak menunjukkan 129 dari
458 ekor bergejala klinis LSD, sedangkan pada tingkat peternakan 90 dari 138
peternakan terindikasi positif LSD. Prevalensi pada tingkat ternak sebesar
28,2%, sedangkan pada tingkat peternakan 65,2%. Hasil analisis bivariat
menunjukkan asosiasi signifikan (p<0 OR=3,151), OR=5,108), OR=5,540), OR=3,000), OR=4,333), OR=4,091), OR=0,455). OR=2,419),>2 tahun (OR=0,425), tidak divaksin (OR=~), dan
tidak diberi vitamin/ mineral (OR=2,491). Hasil analisis multivariat pada
tingkat peternakan adalah pengetahuan penularan LSD, penanganan limbah, musim
hujan, dan jarak antar peternakan, sedangkan pada tingkat ternak adalah sapi
umur >2 tahun dan tidak diberi vitamin/mineral. Tingkat pengetahuan peternak
berasosiasi signifikan (p<0 r=0,390 r=0,277.>cost/benefit
1,27. Penyakit LSD telah menyebar di Kabupaten Rembang dengan prevalensi
pada tingkat ternak 28,2?n pada tingkat peternakan 65,2%. Faktor risiko,
dampak ekonomi, serta tingkat pengetahuan, sikap, praktik peternak menjadi
perhatian dalam upaya-upaya pencegahan dan pengendalian LSD di Kabupaten
Rembang.
Lumpy skin disease (LSD) is an infectious disease of cattle caused by the LSD virus. An epidemiological study was conducted to determine the prevalence, risk factors, economic impact, and farmer’s level of knowledge, attitudes, and practices related to LSD in Rembang Regency. A total of 458 cattle in 138 farms were sampled through a cross-sectional study from October to December 2023. Primary data were obtained from typical symptom examinations, namely nodules and sitfasts, and farmer interviews using a questionnaire. PCR tests were conducted on sick animals encountered during examination with obvious nodules. Secondary data were obtained from relevant agencies. Risk factor data were analyzed in descriptive, bivariate, and multivariate, while the economic impact was calculated based on the estimated total loss and partial budget analysis for a 1-year rearing period. The results of the study showed that at the animal level, 129 out of 458 animals had clinical symptoms of LSD, while at the farm level, 90 out of 138 farms were positive for LSD. Prevalence at the animal level was 28.2%, while at the farm level was 65.2%. The results of bivariate analysis at the farm (p<0 OR=3.151), OR=5.108), OR=5.540), OR=3.000), OR=4.333), OR=4.091), OR=0.455). OR=2.419),>2 years old (OR=0.425), not given vitamins/minerals (OR=2.491), and not vaccinated (OR=~). The multivariate analysis results at the farm level were knowledge of LSD transmission, waste management, rainy season, and proximity between farms, while at the animal level cattle >2 years old and not given vitamins/minerals. Farmers' knowledge level was significantly associated (p<0 r=0.390 r=0.277,>
Kata Kunci : dampak ekonomi, faktor risiko, lumpy skin disease, prevalensi