PERAN KOMUNIKASI SEKSUAL KELUARGA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP BENTUK AKTIVITAS SEKSUAL REMAJA SMP DI KABUPATEN PONOROGO: USIA DAN DOMISILI SEBAGAI KOVARIAT
AHMAD FAUZAN ISWAHYUDI, Diana Setiyawati, S.Psi., M.H.Sc, Ph.D., Psikolog
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Perilaku seksual remaja yang berisiko menjadi salah satu penyebab remaja
Ponorogo mengalami kehamilan dan mengajukan dispensasi kawin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran komunikasi seksual orang tua, komunikasi seksual teman sebaya,
usia, dan domisili dalam menentukan bentuk aktivitas seksual. Penelitian ini menggunakan kuantitatif survei langsung
(luring) di beberapa SMP di Kabupaten Ponorogo. Partisipan berjumlah 136 siswa
siswi SMP berusia 13-15 tahun dari daerah desa, semi-urban, dan kota. Hipotesis
penelitian ini adalah komunikasi seksual orang tua, teman sebaya, usia, dan
domisili memprediksi bentuk aktivitas seksual remaja. Alat ukur yang digunakan
adalah skala komunikasi seksual orang tua oleh Aspy, dkk (2007), skala
komunikasi seksual dengan teman oleh Silva, dkk (2020) dan skala aktivitas
seksual oleh Muflih dan Syafitri (2018). Hasilnya seluruh variabel independen
berperan terhadap bentuk aktivitas seksual. Komunikasi seksual teman sebaya dan
usia meningkatkan kemungkinan remaja melakukan aktivitas seksual dengan
pasangan. Pihak terkait perlu mengawasi informasi seksual yang didapat oleh
remaja.
Risky adolescent sexual behavior is one of the
causes of pregnancy and proposing marriage permit in Ponorogo adolescent. The
purpose of this study is to understand the role of parental sexual
communication, peer sexual communication, age, and residence in determining
type of sexual activity. This study uses quantitative survey onsite in several
Middle School in Kabupaten Ponorogo. 136 participants age 13 to 15 from rural,
semi-urban, and urban area are recruited. Hypothesis of this study is parental
sexual communication, peer sexual communication, age, and residence are the
determinant of sexual activity type. Instruments that are used in this study
are Family Sexual Communication Scale by Aspy, et.al. (2007), Peer sexual
communication scale by Silva, et.al. (2020) and Sexual Activity Scale by Muflih
and Syafitri (2018). Result shows that all independent variables able to
determine sexual activity type. Independently, peer sexual communication and age
increase the probability of adolescent to do sexual activity with partner.
Related parties should monitor sexual information acquired by adolescent.
Kata Kunci : Komunikasi seksual teman sebaya, Komunikasi seksual orang tua, Aktivitas seksual remaja, Ponorogo