Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Studi Kasus: Kabupaten Banjarnegara
NEFERTITI AURELIA FADIAHAYA, Dr. Ir. Catur Aries Rokhmana, S.T., M.T., IPU.
2024 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI SURVEI DAN PEMETAAN DASAR
Kabupaten Banjarnegara menempati
peringkat pertama sebagai kabupaten di Jawa Tengah yang paling sering mengalami
bencana tanah longsor. BPBD Jawa Tengah mencatat bahwa sepanjang tahun 2022,
Banjarnegara mengalami 152 kejadian bencana tanah longsor. Dari awal tahun 2024
hingga Februari 2024, tujuh kecamatan di wilayah ini terdampak bencana tanah
longsor. Banyaknya kejadian tanah longsor tersebut mendorong perlunya
penyusunan peta risiko bencana yang rinci hingga tingkat kecamatan. Namun
hingga saat ini, Kabupaten Banjarnegara belum memiliki peta risiko bencana tanah
longsor yang lebih detail. Oleh karena itu, penting untuk menyusun peta risiko
bencana yang lebih detail.
Proyek akhir ini dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa
Tengah. Dalam penelitian ini, diperlukan tiga komponen utama untuk menyusun
peta risiko bencana: yang terdiri peta ancaman, peta kerentanan, dan peta
kapasitas. Peta ancaman menggunakan data kemiringan lereng, jenis tanah, jenis
batuan, curah hujan, dan tutupan lahan. Peta kerentanan menggunakan data
kerentanan sosial, fisik, ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan peta kapasitas
menggunakan data indeks ketahanan daerah dan indeks kesiapsiagaan masyarakat.
Pengolahan data dalam penelitian ini memanfaatkan beberapa teknik analisis
spasial seperti clip, overlay, scoring, dan merge. Pembobotan
dilakukan berdasarkan pedoman Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 untuk
pembuatan peta kerentanan dan kapasitas serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 22/PRT/M/2007 untuk pembuatan peta ancaman. Hasil peta risiko kemudian
dianalisis dengan data jumlah kejadian bencana tanah longsor di setiap
kecamatan.
Hasil Peta Risiko Bencana Tanah
longsor disajikan dalam bentuk data raster yang dikategorikan ke dalam tiga
kelas risiko: rendah, sedang, dan tinggi, dengan simbologi stretched values
color ramp. Berdasarkan pembobotan dan analisis spasial menggunakan
perangkat lunak ArcMap, ditemukan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten
Banjarnegara memiliki risiko bencana sedang, mencakup area seluas 73,373 hektar
atau 87,60?ri total area penelitian. Risiko rendah mencakup area seluas
9,064 hektar atau 10,82%, dan risiko tinggi mencakup area terkecil, yaitu 1,320
hektar atau 1,58%. Analisis terhadap riwayat kejadian bencana tanah longsor
menunjukkan tingkat keakuratan sebesar 90%.
Banjarnegara
Regency ranks first as the regency in Central Java that most frequently
experiences landslides. BPBD Central Java noted that throughout 2022,
Banjarnegara experienced 152 cases of landslides. From the beginning of 2024
until February 2024, seven sub-districts in the region were affected by
landslides. The large number of landslide incidents prompted the need to
prepare a detailed disaster risk map down to the subdistrict level. However,
until now, Banjarnegara District has not had a detailed landslide disaster risk
map. Therefore, it is important to develop a more detailed disaster risk map.
This research
was conducted in Banjarnegara Regency, Central Java Province. In this study,
three main components were required to develop a disaster risk map: a hazard
map, a vulnerability map and a capacity map. The hazard map used data on slope,
soil type, rock type, rainfall and land cover. The vulnerability map uses data
on social, physical, economic and environmental vulnerability. Meanwhile, the
capacity map uses data on the regional resilience index and community
preparedness index. Data processing in this study utilized several spatial
analysis techniques such as clip, overlay, scoring, and merge. Weighting was
carried out based on the guidelines of the Head of BNPB Regulation No. 2 of
2012 for making vulnerability and capacity maps and the Minister of Public
Works Regulation No. 22/PRT/M/2007 for making threat maps. The results of the
risk map were then analyzed with data on the number of landslide events in each
sub-district.
The results of
the Landslide Disaster Risk Map are presented in the form of raster data
categorized into three risk classes: low, medium, and high, with stretched
values color ramp symbology. Based on weighting and spatial analysis using
ArcMap software, it was found that most areas of Banjarnegara Regency have
moderate disaster risk, covering an area of 73,373 hectares or 87.60% of the
total study area. Low risk covers an area of 9,064 hectares or 10.82%, and high
risk covers the smallest area of 1,320 hectares or 1.58%. Analysis of the
landslide event history shows an accuracy rate of 90%.
Kata Kunci : Kabupaten Banjarnegara, tanah longsor, pembobotan, peta risiko