Laporkan Masalah

Efek Penambahan Tween 80 Terhadap Aktivitas Zat Pengawet Nipagin Oada Sediaan Farmasi Cair

Kartika Marleni, Dr. Marchaban, Apt.

1989 | Skripsi | S1 FARMASI

Dalam sediaan farmasi dan kosmetika banyak dijumpai penggunaan zat pengawet bersama-sama dengan surfaktan untuk mempertahankan stabilitasnya. Contohnya pada sediaan emulsi, krim, injeksi, lotion dan sirop. Adanya penggunaan bahan pengawet bersama-sama dengan surfakatan dapat memungkinkan terjadinya perubahan efektivitas bahan pengawetnya. Dalam suatu larutan dengan konsentrasi surfaktan yang rendah dapat meningkatkan efektivitas zat pengawet, sedangkan jika konsentrasinya di atas nilai Konsentrasi Kritik Misel-nya ("CMC" "Critical Micelle Concentration"), dapat mengakibatkan bahan pengawet terikat bersama-sama surfaktan dalam bentuk misel, dimana peristiwa ini dapat mengurangi pemanfaatan dan efektivitas bahan pengawet karena fraksi yang bebas atau yang tidak terikat pada misel merupakan bagian yang aktif dari bahan pengawet tersebut. Penelitian untuk mendapatkan data tentang kemungkinan terjadinya ikatan pengawet-surfaktan kompleks telah dilakukan dengan bahan pengawet Nipagin dan Tween 80 sebagai surfaktan non-ionik. Uji pengaruh penambahan surfaktan (Tween 80) terhadap kenaikkan kelarutan nipagin dan juga terhadap efektivitas nipagin sebagai bahan pengawet dilakukan dengan menggunakan Tween 80 1%, 3%, 6% dan 9%, serta aquadestilat ?sebagai pembanding. Hasil yang diperoleh diungkapkan dalam "MIC" ("Minimal Inhibition Concentration") dan dalam R yang menyatakan perbandingan antara nipagin total dengan nipagin bebas dalam sampel. Dalam uji ini dipergunakan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 P. Hasil yang diperoleh adalah bahwa semakin tinggi konsentrasi Tween 80 kelarutan nipagin semakin naik pula, juga semakin tinggi konsentrasi Tween 80 makin besar pula harga "MIC" nipagin, hal ini karena makin banyak nipagin yang berikatan dengan Tween 80 membentuk kompleks sehingga nipagin bebas makin berkurang. Dari hasil penelitian ini didapat "MIC" nipagin = 1,90 g/1; nipagin dalam Tween 80 1% = 2,55 g/1; dalam Tween 80 3% = 2,99 g/1; dalam Tween 80 6% 4,95 g/1, dan dalam Tween 80 9% = 6,88 g/1. Data yang diperoleh menunjukan bahwa adanya penurunan efektivitas nipagin dengan semakin naiknya konsentrasi Tween 80 yang digunakan dan adanya kenaikkan kelarutan nipagin. Dari data tersebut juga dapat digunakan sebagai landasan dan pendukung asumsi terjadinya ikatan pengawet-surfaktan kompleks dalam misel.

Kata Kunci : Aktivitas, Nipagin, Tween 80, Zat pengawet

  1. S1-FAR-1989-KartikaMarleni-abstract.pdf  
  2. S1-FAR-1989-KartikaMarleni-bibliography.pdf  
  3. S1-FAR-1989-KartikaMarleni-tableofcontent.pdf  
  4. S1-FAR-1989-KartikaMarleni-tittle.pdf