Adaptasi Jenis dan Produktivitas Tegakan pada Sistem Agroforestri Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) di Sumenep, Madura
Romadona Maghfiroh, Prof. Dr. Ir. Budiadi, S.Hut., M. Agr. Sc., IPU; Prof. Ir. Widiyatno, S.Hut., M. Sc., Ph.D., IPM
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan
Sistem
agroforestri merupakan alternatif dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan.
Penggunaan jenis tanaman semusim toleran dan bernilai tinggi perlu diperhatikan
pada sistem agroforestri. Tanaman semusim yang tumbuh di bawah jenis tegakan
kayu akan mengalami adaptasi, baik secara fisiologi dan morfologi. Agroforestri
cabe jawa (P. retrofarctum) sangat
menjanjikan, harga cabe jawa (P.
retrofarctum) kering mencapai Rp.80.000-120.000/kg. Pada musim kemarau
agroforestri cabe jawa (P. retrofarctum),
juga dimanfaatkan sebagai hijaun pakan ternak dengan memangkas cabang pohon.
Agroforestri cabe jawa (P. retrofarctum)
menggunakan berbagai jenis tegakan, sehingga intensitas cahaya yang diterima
oleh tegakan juga bervariasi. Oleh karena itu perlunya penelitian terkait produktivitas
optimal cabe jawa (P. retrofarctum)
dan hijauan pakan ternak pada beberapa jenis tegakan dan intensitas cahaya
berbeda. Tujuan penelitian yaitu, 1) menganalisis adaptasi dan produktivitas tanaman
cabe jawa (P. retrofarctum) pada tegakan
dan intensitas berbeda 2) menganalisis jenis tegakan dan intensitas paling optimum untuk hasil cabe jawa (P. retrofarctum) 3) menganalisis
produktivitas hijaun pakan ternak pada jenis tegakan berbeda. Rancangan
penelitian pada adaptasi dan produktivitas cabe jawa (P. retrofarctum) menggunakan metode rancangan tersarang 2 tahap (two stage nested design) dengan
perlakuan utama adalah 3 jenis tegakan yaitu kayu jaran (Lannea coromandelica), kecrutan (Spathodea campanulata), dan kelor (Moringa oleifera), sedangkan perlakuan kedua adalah 2 perbedaan
intensitas cahaya yaitu tinggi dan rendah. Pada produktivitas hijauan pakan
ternak menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan yaitu tiga jenis
tegakan berbeda (kayu jaran, kecrutan dan kelor). Analisis data menggunakan analisis sidik
ragam satu arah (one way anova) dan
uji T sampel bebas (independent sample
T-test), analisis regresi linier berganda dan regresi bertahap (stepwise regression). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jenis tegakan
berpengaruh nyata pada karakter fisiologi (kandungan klorofil) tanaman cabe
jawa (P. retrofarctum), sedangkan intensitas cahaya berbeda berpengaruh
nyata pada karakter fisiologi (kandungan klorofil) dan morfologi (luas daun)
cabe jawa (P. retrofarctum). Jenis tegakan dan intensitas cahaya berbeda
berpengaruh nyata terhadap produktivitas cabe jawa (P.
retrofarctum) gr/btg. Karakter tegakan
(luas penutupan tajuk) dan unsur iklim mikro (suhu udara dan intensitas cahaya
relatif) berpengaruh nyata pada kandungan klorofil, luas daun dan produktivitas
cabe jawa (P. retrofarctum). Perbedaan jenis tegakan berpengaruh nyata terhadap
produktivitas hijauan pakan ternak. Karakter tegakan (kerapatan, LBDS, LPT)
berpengaruh nyata terhadap produktivitas hijauan pakan ternak. Produktivitas
cabe jawa (P. retrofarctum) tertinggi terdapat pada tegakan kelor (M. oleifera) 28,06 gr/btg, sedangkan
pada hijaun pakan ternak tertinggi pada tegakan kayu jaran (L. coromandelica)1302 gr/btg.
Agroforestry
systems are an alternative to increasing land productivity. The
selection of plant types is recommended to be a tolerant type to avoid competition
between types of woody plants and annual plants. Annuals that grow under
the type of wood stand will undergo adaptation both physiologically and
morphologically. Javanese long pepper plants are a type of annual plant
that is cultivated under a type of wooden stand. The development of javannes
long pepper is very promising, the price of dried reaches Rp. 80,000 - Rp.
120,000/kg. However, the optimal productivity of long pepper and forage
for animal feed on several types of stands and different light intensities is
not yet known. Purpose research is 1) to analyze the adaptation and productivity
of Javanese chili plants at different stands and intensities 2) to analyze the
type of stand and the most optimal intensity for Javanese chili yield 3) to
analyze the productivity of animal feed greenery in different types of
stands. The research design on the adaptation and productivity of Javanese
chili peppers uses a two-stage nested design method with the
main treatment being 3 types of stands, namely jaran wood (Lannea
coromandelica), kecrutan (Spathodea campanulata) and moringa (Moringa
oleifera), while the second treatment is 2 differences in light intensity,
namely high and low. The design for forage productivity of animal feed
used a group random design with 3 treatments, namely three different types of
stands (jaran wood, kecrutan, and moringa). Data analysis used one-way
ANOVA and independent sample T-test, multiple linear
regression analysis and stepwise regression. The results
showed that the difference in the type of stand had a real effect on the
physiology (chlorophyll content) of Javanese long pepper plants, while the
different light intensity had a real effect on the physiology (chlorophyll
content) and morphology (leaf area) of Javanese chili peppers. The
character of the stand (area of the crown cover) and microclimate elements (air
temperature and relative light intensity) have a significant effect on the
chlorophyll content, leaf area, and productivity of Javanese long pepper. There
was a difference in the average productivity of animal feed greens in jaran,
kecrutan, and moringa wood stands. The character of the stand has a real
effect on the productivity of the moringa stand. The highest productivity
of Javanese long pepper was found in moringa stands of 28.06 gr/btg, while in
green animal feed the highest
Kata Kunci : jenis tegakan, intensitas cahaya, tanaman cabe jawa, hijauan pakan ternak