Analisis Perilaku Bunuh Diri di Kawasan ASEAN Dalam Persepektif Ketimpangan Ekonomi
Novalina Sari Doloksaribu, Eny Sulistyaningrum, S.E., M.A., PhD
2024 | Skripsi | ILMU EKONOMI
Latar Belakang: Perilaku bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang serius dan kompleks, dengan implikasi sosial dan ekonomi yang mendalam. Beberapa studi telah telah menemukan bahwa ketimpangan ekonomi dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi tingkat bunuh diri dengan adanya perbedaan distribusi pendapatan dan distribusi kekayaan yang berdampak signifikan pada kesejahteraan mental individu. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketimpangan ekonomi terhadap tingkat bunuh diri di sepuluh negara anggota ASEAN selama periode 2000-2019.
Metodologi: Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat bunuh diri. Sementara itu, variabel independen utama yang digunakan ialah ketimpangan pendapatan dan ketimpangan kekayaan. Penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol berupa prevalensi depresi, prevalensi gangguan kecemasan, GDP per kapita, total populasi, dan tingkat inflasi untuk memastikan keakuratan hasil analisis. Metode yang digunakan adalah model fixed effects yang memanfaatkan metode Poisson Pseudo Maximum Likelihood (PPML) untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas dan banyaknya nilai nol dalam data tingkat bunuh diri.
Temuan: Hasil empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat bunuh diri. Secara spesifik, ketimpangan pendapatan memiliki korelasi positif dengan tingkat bunuh diri. Sebaliknya, ketimpangan kekayaan memiliki korelasi negatif dengan tingkat bunuh diri dan menunjukkan bahwa peningkatan ketimpangan kekayaan justru cenderung menurunkan tingkat bunuh diri.
Rekomendasi dan Keterbaruan: Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pembuat kebijakan di negara-negara ASEAN untuk mempertimbangkan aspek ketimpangan ekonomi dalam upaya mengurangi tingkat bunuh diri. Selain itu, hasil ini juga menekankan perlunya pendekatan yang berbeda dalam menangani ketimpangan pendapatan dan kekayaan untuk mencapai tujuan kesehatan mental yang lebih baik.
Background: Suicidal behavior is a serious and complex mental health problem, with profound social and economic implications. Several studies have found that economic inequality can play an important role in influencing suicide rates with differences in income distribution and wealth distribution having a significant impact on the mental well-being of individuals. This study then aims to analyze the effect of economic inequality on suicide rates in ten ASEAN member countries during the period 2000-2019.
Methodology: The dependent variable in this study is suicide rate while the main independent variables are income inequality and wealth inequality. The study also included control variables such as prevalence of depression, prevalence of anxiety disorders, GDP per capita, total population, and inflation rate to ensure the accuracy of the analysis. The method used is a fixed effects model that utilizes the Poisson Pseudo Maximum Likelihood (PPML) method to overcome the problem of heteroscedasticity and the large number of zero values in the suicide rate data.
Findings: The empirical results of this study show that economic inequality has a significant influence on suicide rates. Specifically, income inequality has a positive correlation with suicide rates. In contrast, wealth inequality has a negative correlation with suicide rates and suggests that increasing wealth inequality tends to decrease suicide rates.
Recommendations and Novelty: The findings provide important insights for policymakers in ASEAN countries to consider aspects of economic inequality in an effort to reduce suicide rates. In addition, these results also emphasize the need for a different approach in addressing income and wealth inequality to achieve better mental health goals.
Kata Kunci : Tingkat Bunuh Diri, Ketimpangan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, Ketimpangan Kekayaan , ASEAN, Fixed Effects, PPML