Laporkan Masalah

Perkembangan Morfolologi Kota Pelabuhan Lasem Pada Tahun 1900 - 1945

Abdul Salam, Andi Putranto, S.S., M.Si.

2024 | Skripsi | ARKEOLOGI

Kota Pelabuhan Lasem mulai dikenal secara luas ketika berada dibawah kekuasaan Majapahit. Seiring berjalannya waktu, Kota Pelabuhan Lasem juga mengalami berbagai perkembangan, baik itu secara konstruktif maupun destruktif. Terlebih lagi pada periode 1900 – 1945 dimana menjadi masa keemasan Kota Pelabuhan Lasem. Dinamika Perkembangan Kota Lasem inilah yang kemudian menjadi latar belakang dari penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi morfologi Kota Lasem beserta faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan penalaran induktif. Mengingat objek kajian berupa perkotaan, analisis data spasial dan analisis perkembangan kota dibutuhkan untuk dapat menjawab bagaimana bentuk transformasi kota. Selain itu, untuk mengumpulkan data, digunakan teknik observasi dan wawancara. Kemudian, untuk mengefektifkan kajian, penelitian ini akan dibatasi pada delapan belas desa di Kecamatan Lasem serta sebagian Kecamatan Pancur dan Kecamatan Rembang. Sementara batasan diakronis atau batasan waktu dalam penelitian ini adalah tahun 1900 – 1945. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa Perkembangan morfologi di Lasem ditandai dengan terjadinya ekspansi urban, perkembangan jaringan jalan, perubahan tata guna lahan, dan peningkatan fasilitas kota. Pada awal abad 20 pola ruang Kota Lasem meiliki bentuk tidak beraturan dengan jaringan jalan dan jalur sungai sebagai kerangka kota. Permukiman di pusat kota didominasi oleh Permukiman Cina dan Eropa, sementara permukiman pribumi berada disekitarnya. Adapun permukiman arab yang berpusat di daerah pesisir dan wilayah kauman di Pusat kota. Periode 1900- 1920 menunjukkan ekspansi urban signifikan dengan peningkatan lahan terbangun, sementara periode 1920-1942 ditandai redistribusi populasi dan munculnya permukiman baru di timur dan selatan kota. Periode 1942-1945, perkembangan kota mengalami stagnasi akibat adanya perang dunia kedua. Perkembangan morfologi terjadi sebagai bentuk adaptasi kota terhadap perubahan demografis, ekonomi, dan sosial-politik pada tiap-tiap periode. faktor politik dan pemerintahan menjadi faktor yang memberikan dampak paling besar terhadap perkembangan Kota Lasem.

During the Majapahit era, the port city of Lasem became well-known. As time went on, Lasem saw various developments, even its constructive or destructive change. Especially, from 1900 until 1945. When the port city saw its peak of prosperity. Therefore, the research background is Lasem's significant growth over periode 1900 until 1945. And the purpose of this thesis is to analyze Lasem City's morphological change and the variables that are causing it. The research uses both qualitative and quantitative methods, employing inductive reasoning. Given the urban focus, spatial data analysis and urban development analysis are essential for understanding the city's transformation. Data was collected through observations and interviews. To streamline the study, it is limited to eighteen villages in the Lasem District and parts of the Pancur and Rembang Districts, with a temporal focus from 1900 to 1945. The findings indicate that Lasem's morphological development is characterized by urban expansion, the development of road networks, changes in land use, and the improvement of urban facilities. In the early 20th century, Lasem's spatial layout was irregular, with roads and rivers forming the city's framework. The city center's residential areas were mainly occupied by Chinese and European communities, while indigenous populations lived in surrounding areas. The Arab community was concentrated in coastal and Kauman areas of the city center. The period from 1900 to 1920 saw significant urban expansion with an increase in builtup areas, while from 1920 to 1942, there was a redistribution of the population and the emergence of new settlements in the eastern and southern parts of the city. The period from 1942 to 1945 experienced stagnation in urban development due to World War II. The morphological changes in Lasem were responses to demographic, economic, and socio-political shifts in each period, with political and governmental factors playing a major role in shaping the city's development.

Kata Kunci : Morfologi kota, Lasem, Kota Pelabuhan, Perkembangan Kota

  1. S1-2024-413293-abstract.pdf  
  2. S1-2024-413293-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-413293-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-413293-title.pdf