Pengaruh Scoring ESG terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di 5 Negara ASEAN

NURUL HIDAYANTI, R. Agus Sartono, Prof., Dr., M.B.A.

2024 | Skripsi | MANAJEMEN

Isu keberlanjutan dan faktor ESG semakin diperhatikan oleh investor dalam keputusan investasi, dengan proyeksi peningkatan aset terkait ESG mencapai USD 33,9 triliun pada tahun 2026. Kinerja ESG dapat memengaruhi likuiditas dan profitabilitas di sektor keuangan. Namun, persaingan kepentingan manajerial dan karakteristik CEO dapat menghambat atau mendorong penerapan praktik ESG. Di Asia Tenggara dengan pertumbuhan PDB yang cepat dan minat investor global, penelitian mengenai kinerja ESG masih minim dan hasilnya beragam.  

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh scoring ESG terhadap kinerja keuangan perbankan di ASEAN-5 dengan karakteristik CEO (tingkat pendidikan dan masa jabatan) sebagai variabel moderasi. Kinerja keuangan perbankan diproksikan menggunakan Return on Asset (ROA), Return on Invested Capital (ROIC), Return on Equity (ROE), Market to Book Ratio (M/B), dan Tobin’s Q. Penelitian dilakukan dalam periode sepuluh tahun (2013—2022), dengan sampel negara Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi data panel dan analisis regresi berganda dengan moderasi. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa ESG berpengaruh negatif terhadap seluruh variabel dependen (ROA, ROIC, ROE, M/B) kecuali Tobin’s Q. Namun, masing-masing aspek ESG (ENV, SOC, dan GOV) memberikan hasil yang berbeda-beda. Aspek lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap semua variabel dependen, aspek sosial berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen (ROA, ROIC, ROE, dan M/B) kecuali Tobin’s Q, dan aspek tata kelola hanya berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel ROE. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa masa jabatan tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan ESG dan kinerja keuangan, sementara tingkat pendidikan hanya berpengaruh signifikan terhadap hubungan ESG dengan M/B.

Sustainability issues and ESG factors are increasingly being considered by investors in investment decisions, with a projected increase in ESG-related assets reaching USD 33.9 trillion by 2026. ESG performance can affect liquidity and profitability in the financial sector. However, competing managerial interests and CEO characteristics may hinder or encourage the adoption of ESG practices. In Southeast Asia with rapid GDP growth and global investor interest, research on ESG performance is minimal and results are mixed. 

This study aims to examine the effect of ESG scoring on banking financial performance in ASEAN-5 with CEO characteristics (education level and tenure) as moderating variables. Banking financial performance is proxied using Return on Asset (ROA), Return on Invested Capital (ROIC), Return on Equity (ROE), Market to Book Ratio (M/B), and Tobin's Q. The research was conducted over a ten-year period (2013-2022), with samples from Singapore, Malaysia, the Philippines, Thailand, and Indonesia. The data analysis technique uses panel data regression analysis and multiple regression analysis with moderation. 

This study shows that ESG negatively affects all dependent variables (ROA, ROIC, ROE, M/B) except Tobin's Q. However, each aspect of ESG (ENV, SOC, and GOV) provides different results. Environmental aspects have no significant effect on all dependent variables, social aspects have a significant negative effect on dependent variables (ROA, ROIC, ROE, and M/B) except Tobin's Q, and governance aspects only have a significant negative effect on ROE variables. In addition, this study shows that tenure has no significant effect on the relationship between ESG and financial performance, while education level only has a significant effect on the relationship between ESG and M/B. 

Kata Kunci : ESG, Bank, ASEAN-5, Kinerja Keuangan, ROA, ROIC, ROE, M/B, Tobin’s Q, Karakteristik CEO, Masa Jabatan, Tingkat Pendidikan, ESG, Banks, ASEAN-5, Financial performance, ROA, ROIC, ROE, M/B, Tobin's Q, CEO characteristics, CEO tenure, CEO education level