Laporkan Masalah

Identifikasi Peran Sengon (Albizia falcatira) untuk Fitoremediasi Tanah Terkontaminasi 137Cs di Batan Indah

GREGORIUS DONNY SETIAWAN, Ir. Susetyo Hario Putero, M.Eng.

2024 | Skripsi | TEKNIK NUKLIR

Lahan tercemar zat radioaktif  yang dihasilkan dari temuan aktivitas 137Cs dengan paparan 200mSv di BATAN Indah perlu ditangani dengan tepat. Metode fitoremediasi menjadi solusi dalam pengolahan limbah radioaktif untuk mereduksi volume tanah terkontaminasi. Hal ini dilakukan  agar tempat penyimpanan sementara dan limbah  radioaktif  yang berada di IPLR BRIN dapat terkelola dengan optimal. Sengon digunakan sebagai tanaman fitoremediasi karena mewakili tanaman hutan yang pertumbuhannya tergolong mudah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan tanaman hutan, yaitu sengon (Albizia falcataria) dalam fitoremediasi kontaminasi 137Cs pada tanah.

Penelitian menggunakan 9 sampel tanaman sengon yang ditanam pada media tanah dengan kontaminan 137Cs dari tanah Batan Indah, serta penambahan pupuk kompos dan NPK sebagai penyedia unsur hara. Pertumbuhan tanaman diamati dan dicatat selama 10 minggu  sebelum masuk masa panen. Sampel tanaman setelah panen dikeringkan, dihaluskan dan dimasukan ke dalam vial 200ml.  Analisis 137Cs yang diserap oleh tajuk dan akar menggunakan Gamma Ray Spectrometer dengan detektor HPGe. Kinerja fitoremediasi ditentukan dengan menghitung nilai TF dan BAF.

Diperoleh konsentrasi 137Cs di akar dan tajuk secara berturut-turut  sebesar 5,947 sampai dengan 242,525 Bq/g dan 2,234 sampai dengan 19,492 Bq/g. Berdasarkan nilai  TF yang  diperoleh  diketahui  bahwa strategi fitoremediasi  yang  dilakukan tanaman sengon yaitu fitostabilisasi. Nilai BAF menunjukkan  bahwa tanaman sengon merupakan tanaman akumulator yang dapat tumbuh di lingkungan  yang tercemar 137Cs dan mampu menyerap kontaminan  137Cs.

The 200mSv 137Cs contaminated soil at BATAN Indah has to manage properly. The phytoremediation method is a solution to reduce the volume of contaminated soil. When it’s done, the temporary storage site and radioactive waste at IPLR BRIN can be managed optimally.  This study aims to identify the use of sengon (Albizia falcataria) forest plants in phytoremediation of 137Cs contaminated soil. Sengon is used as a phytoremediation plant because it represents a forest plant that grows relatively easily.

The study used 9 samples of sengon plants that were grown on 137Cs contaminated soil from Batan Indah, and the addition of compost and NPK fertiliser as nutrient providers.. Plant growth were observed for 10 weeks prior to the harvest period. After harvest, the plant samples were dried, ground, and placed into 200ml vials. Analysis of 137Cs uptake in roots and shoots were performed using a Gamma Ray Spectrometer with an HPGe detector. The performance of phytoremediation was determined by calculating the TF and BAF values.

The results showed the concentration uptake of 137Cs in roots and shoots were ranged from 5.947 to 242.525 Bq/g and 2.234 to 19.492 Bq/g respectively. Based on the TF values, the mechanism of phytoremediation using sengon plants is phytostabilization. The BAF value ranges from 1-10, indicating that sengon plants are accumulator plants that can grow in 137Cs contaminated soil and can absorb 137Cs contaminants.

Kata Kunci : Fitoremediasi, 137Cs, sengon (Albizia falcataria)

  1. S1-2024-463517-abstract.pdf  
  2. S1-2024-463517-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-463517-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-463517-title.pdf