PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM) LEVEL 3D DAN 5D UNTUK PERBANDINGAN VOLUME (STUDI KASUS GEDUNG LAYANAN IBU DAN ANAK RSUP DR. SARDJITO)
FAJRIL HANIF DWI NUGROHO, Dian Sestining Ayu, S.T., M.T.
2024 | Tugas Akhir | D4 TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR SIPIL
Salah satu kunci perubahan utama dalam meningkatkan
tingkat pertumbuhan proyek yaitu adopsi teknologi. Kendati demikian, Kementerian PUPR menginisiasi
Roadmap Konstruksi Digital Indonesia 2017- 2024 melalui 4 tahap, yaitu tahap
Adopsi, Digitalisasi, Kolaborasi, dan Integrasi. Selain itu, melalui Permen PUPR
Nomor 22 tahun 2018 mewajibkan penggunaan BIM untuk bangunan non-sederhana yang
memiliki luas lebih dari 2.000 m² dan lebih dari dua lantai.
Pada penelitian ini, akan diterapkan BIM pada yang berada pada jenjang
3D dan 5D pada proyek Gedung Layanan Kesehatan Ibu dan Anak di RSUP Dr.
Sardjito yang memiliki luas area 7.524,30 m2 dan terdiri dari 8
lantai. Penelitian akan difokuskan pada output Quantity takeoff serta
pendetailan gambar melalui perangkat lunak Autodesk Revit. Perhitungan volume
pekerjaan struktur akan dilakukan secara manual dan BIM untuk mengetahui
perbandingan volume metode tersebut.
Kebutuhan beton pada struktur utama proyek ini melalui quantity
takeoff Revit sebesar 14.535,300 m3 dan baja tulangan sebesar 2432,579
ton. Perbandingan volume beton struktur utama proyek dalam Revit dengan
hitungan manual didapatkan selisih sebesar 313 m3 atau 2,11% lebih sedikit dibandingkan
hasil perhitungan manual yang utamanya disebabkan oleh perbedaan asumsi
perpotongan elemen dan clash calculation yang kurang cermat dibandingkan
dengan pemodelan Autodesk Revit. Perbandingan volume pembesian struktur utama
proyek dalam Revit dengan hitungan manual didapatkan selisih sebesar 4,892 ton atau 0.20% lebih sedikit dibandingkan
hasil perhitungan manual yang utamanya disebabkan oleh perbedaan asumsi panjang
penyaluran dan pembuatan
mark tiap elemen yang kurang cermat di Revit.
One
key driver of project growth is the adoption of technology. Consequently, the
Ministry of Public Works and Housing initiated the Indonesian Digital
Construction Roadmap 2017-2024 through four stages: Adoption, Digitization,
Collaboration, and Integration. Additionally, Ministerial Regulation No. 22 of
2018 mandates the use of BIM for complex buildings larger than 2,000 m² and
over two stories.
This
study applies BIM at levels 3D and 5D to the Maternal and Child Health Service
Building at RSUP Dr. Sardjito, which covers 7,524.30 m² and has eight floors.
The focus is on Quantity Takeoff and detailed drawings using Autodesk Revit,
comparing manual and BIM volume calculations.
Revit's quantity takeoff shows a
concrete requirement of 14,535.300 m³ and 2,432.579 tons of reinforcement
steel. The concrete volume difference between Revit and manual calculations is
313 m³ or 2.11% less in Revit, mainly due to differences in element intersection
assumptions and clash calculations. The reinforcement volume difference is
4.892 tons or 0.20% less in Revit, primarily due to differences in anchorage
length assumptions and element marking precision.
Kata Kunci : BIM, Quantity Takeoff, Autodesk Revit