Analisis keandalan sistem pembangkit listrik tenaga uap :: Studi kasus di PT Indonesia Power PLTU Unit 3 Tambak Lorok Semarang
WIRYONO, Ir.Ing. Sihana
2004 | Tesis | S2 Teknik Elektro (Magister Rekayasa Keselamatan ITelah dilakukan suatu penelit ian untuk mendapatkan nilai keandalan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 3 Tambak Lorok di PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Semarang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan analisis secara deduktif menggunakan metode analisis pohon kegagalan. Analisis pohon kegagalan dilakukan dengan penyusunan pohon kegagalan untuk menentukan keandalan sistem secara kuantitatif dan penyusunan minimal cut set untuk menentukan keandalan sistem secara kualitatif. Dari hasil penelitian secara kuantitatif diperoleh nilai ketaktersediaan sistem yang merupakan parameter ketidakandalan sistem PLTU Unit 3 Tambak Lorok sebesar 2,7x10-1. Nilai ketaktersediaan ini menggambarkan probabilitas tidak tersedianya sistem PLTU Unit 3 secara keseluruhan untuk menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan yang diharapkan. Nilai ini berguna untuk memberikan rekomendasi bagi pihak managemen PT Indonesia Power mengenai ketidakandalan sistem yang dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan secara ilmiah untuk meninjau ulang penerapan kebijakan pemeliharaan yang telah dilakukan terkait dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk perbaikan. Terutama untuk komponen sistem boiler yang memberikan kontribusi relatif signifikan terhadap nilai ketaktersediaan sistem tersebut. Karena dengan mempersingkat lamanya waktu yang diperlukan untuk perbaikan akan menurunkan nilai ketaktersediaan sistem. Sedangkan dari hasil penelitian secara kualitatif melalui penyusunan minimal cut set diperoleh kombinasi keja dian dasar dalam suatu minimal cut set. Kombinasi kejadian dasar ini dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan dari sistem tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk melakukan desain ulang pada komponen penyusun sistem yang mempunyai nilai ketaktersediaan relatif tinggi dan memungkinkan untuk diterapkannya sistem redundansi terutama pada sistem burner, atau melakukan pemantauan pada komponen penyusun sistem yang mempunyai nilai ketaktersediaan relatif tinggi dan tidak memungkinkan untuk diterapkannya sistem redundansi terutama pada sistem hot well condenser. Karena dengan menerapkan sistem redundansi dua komponen kejadian dasar dan menurunkan nilai ketaktersediaan sistem burner sebesar 25 % akan memberikan kontribusi terhadap penurunan nilai ketaktersediaan sistem 4,7 % yaitu dari 2,7x10-1 menjadi 2,5x10-1. Dan dengan menurunkan nilai ketaktersediaan sistem hot well condenser sebesar 25 % akan memberikan kontribusi terhadap penurunan nilai ketaktersediaan sistem secara keseluruhan sebesar 1,0 % yaitu dari 2,7x10-1 menjadi 2,6x10-1.
A research was conducted to obtain the value of the reliability in the Tambak Lorok Unit 3 Steam Power Generation System in PT Indonesia Power of Semarang Power Generation Business Unit both quantitative ly and qualitatively. The research was done based on a deductive analysis by using fault tree analysis method. This method is done by arranging it according to the reliability of the system to determine its value quantitatively and minimal cut set arranggement to distinguish the reliability of the system qualitatively. From the quantitative result an unavailability system which is the parameter for unreliability system PLTU Unit 3 Tambak Lorok is accounted as big as 2,7x10-1. This result shows that the PLTU Unit 3 generally cannot produce the adequate electricity. This result is recommended to the management of PT Indonesia Power about the unreliability system which can be judged scientifically to review the application policy which is associated with the time consumed for repairment done especially for the boiler system which gives significant relative contribution towards the unavailability system result. Wherelse from the results obtained qualitative ly throught minimal cut set arrangement, it shows that there is a combination of basic events in such as minimal cut set. The combination of these basic event can be studied properly to learn the weakness of the system, and this knowledge can be used to create a new design on the component structure to improve on the redundancy of burner system or do a survailance check on the component structure to make sure the same detect is not ommited in the hot well condenser system. By applying this, the redundant system of the two basic events will reduce the unavailability of the burner system by 25 % and give sufficient contribution to the reduction of unavailability value as 4.7 % which from 2.7x10-1 becomes 2,5x10-1. By reducing this value , the 25 % unavailability of the hot well condenser system will give contribution towards the reduction of unavailability value wholely to the amount of 1.0 % which is from 2.7x10-1 to 2.6x10-1.
Kata Kunci : keandalan, ketaktersediaan , pembangkit listrik tenaga uap, pohon kegagalan, minimal cut set, reliability, unavailability, steam power generation, fault tree, minimal cut set