Laporkan Masalah

Perencanaan tambang batubara bawah tanah berdasarkan kondisi geologi di Daerah Pondok Labu Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

SUJIMAN, Ir. Dwikora Karnawati, MSc.,PhD

2004 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geomorfologi, geologi teknik, struktur geologi, stratigrafi, jumlah cadangan batubara, serta kualitas massa batuan, dan mengantisipasi resiko gangguan kestabilan akibat penggalian maju penambangan batubara di daerah penelitian, sehingga bisa merencanakan penambangan batubara bawah tanah dengan aman dan effisien. Penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi yaitu meliputi pemetaan geologi teknik, pemetaan struktur geologi, geohidrologi dan pengamatan lubang pemboran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan batuan yaitu batulempung dan batupasir, dengan struktur geologi adalah struktur sinklin yang mempunyai kemiringan lapisan antara 4° hingga 10° dengan arah sumbu Timur Laut – Barat Daya. Sinklin ini disebut Sinklin Busang karena sumbunya melewati Daerah Busang. Perhitungan cadangan dengan sistem daerah pengaruh pada lubang bor menunjukkan cadangan batubara teruji sebanyak 20.7 juta metrik ton dan cadangan batubara yang dapat ditambang secara tambang batubara bawah tanah sebanyak 6.140 juta metrik ton . Hasil pengukuran lapangan menunjukkan bahwa kekar pada batupasir mempunyai kedudukan umum N210E /65, N270E/80 sedangkan kekar pada batulanau mempunyai kedudukan N30E/85, N75E/75. Kekar tersebut mempunyai spasi antara 0.1 meter hingga 0.4 meter, mempunyai permukaan agak kasar , dengan renggangan lebih kecil dari 1 mm dan kadang kadang permukaannya halus sampai licin seperti slicken side. Pengamatan pada lubang pemboran menunjukkan bahwa RQD(rock quality designation) pada batuan atap dari lapisan batubara PDL 7A (Pondok Labu 7A) adalah 9 % hingga 58 %. Hasil uji laboratorium menunjukkan kuat tekan antara 2.85 megapascal hingga 64.50 megapascal. Kondisi air tanah di daerah penelitian dapat dibedakan antara lembab dan basah. Data diatas jika dimasukkan dalam klasifikasi geomekanika massa batuan oleh Biewniewski 1989, maka batuan atap langsung dan atap utama dari lapisan PDL 7A ( Pondok Labu 7A) di daerah penelitian masuk dalam klasifikasi kelas 3 (fair rock) dengan resiko gangguan kestabilan akibat penggalian maju penambangan batubara bawah tanah akan runtuh dalam waktu lebih dari 1 minggu untuk sepanjang 5 meter dan kelas 4(poor rock) yang akan runtuh dalam waktu lebih dari 10 jam untuk sepanjang 2.5 meter. Metode penambangan yang diusulkan adalah metode penambangan batubara bawah tanah retreating longwall.

This research is purposed to understand conditions of geomorphology, engineering geology, structural geology, stratigraphy, and risk of stability interference in the consequence of advancing underground coal mining in research area, in order to ensure the safety and efficiency of underground coal mining activity. The research method includes geological mapping. It consists of mapping of engineering geology, structural geology, geohidrology and description of borehole. The research results show that stratigraphy in the research area can be divided into two rock units, claystone and sandstone with the synclin structure dipping at 4º until 10º with North East – South West axis. This syncline is so called Busang Syncline because the axis passes through Busang Area. Calculation of coal reserves by using influence area system of borehole data, shows a measured coal deposit of 20.7 million metric tons, where the deposit that can be mined using underground system is 6.140 million metric tons. Field measurement show that joint in sandstone have general direction of N210E/65, N270E/80 where as those in siltstone have general direction N30E/85, N75E/75. The joints have 0.1 meter until 0.4 meter in space, slightly rough surfaces with separation less then 1 mm, and occasionally have smooth surfaces looking like slickenside. Observation of borehole show that RQD (rock quality designation) in roof rocks of coal seam PDL 7A (Pondok Labu 7A) is 9% until 58%. The laboratory test results show that the roof rocks have uniaxial strength of 2.85 megapascal until 64.50 megapascal. Underground water in the research area can be classified in to damp and wet. Based on the rock mechanic classification suggested by Bienieawski (1989), the direct roof and main rocks of coal seam PDL 7 are poor (class IV) and fair (class III). Class III(fair) is considered for the rock mass where the subsidence may occur in a period of more than one week due to advancing excavation in the underground coal mining. Meanwhile class IV(poor) is applied in the rock mass where the subsidence start to occur after 10 hours as a consequence of underground excavation for 2.5 meter long. The suggested underground coal mining method is retreating longwall .

Kata Kunci : Tambang Batubara Bawah Tanah, Perencanaan, Kondisi Geologi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.