Genesa Bentonit di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah dan rekayasa pemanfaatannya sebagai bahan baku produk keramik

UTAMA, Anton Priangga, Prof.Ir. Sukandarrumidi, MSc.,PhD

2004 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui genesa bentonit di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah dan kemungkinan memanfaatkannya sebagai bahan baku produk keramik. Daerah penelitian terletak 40 km sebelah utara Boyolali pada pegunungan lipatan anticlinorium Kendeng . Secara fisiografi terletak pada jalur lipatan-anjakan, Zona Kendeng Barat, Cekungan Jawa Timur Utara. Litologi yang menyusun daerah penelitian adalah batuan silisiklastik, seperti batupasir, batulanau, batulempung dan lapisan bentonit. Ciri sedimen dan pola penumpukannya menunjukkan bahwa sedimen diendapkan melalui mekanisme arus turbit. Terdapat pola pengkasaran atau penebalan ke atas yang terjadi secara berulang kali. Sesar mendatar dan antiklin merupakan struktur mayor. Kekar-kekar gerus dan seretan-seretan sering dijumpai pada lapisan-lapisan batuan sedimen silisiklastik. Sumbu anticlinorium berarah Timur Timurlaut-Barat Baratdaya sesuai arah lapisannya yang tegak. Sesar mendatar dan antiklin merupakan struktur mayor. Kekar-kekar gerus dan seretan-seretan sering dijumpai pada lapisan batuan sedimen silisiklastik. Sumbu anticlinorium berarah TimurTimurLaut-BaratBaratdaya sesuai arah lapisannya yang tegak. Sesar mendatar berarah BaratLaut-Tenggara. Bentonit berasal dari material penyusun endapan piroklastik jatuhan yang mengalami alterasi. Proses yang terutama adalah devitrivikasi gelas-gelas vulkanik. Proses yang lain adalah pelarutan mineral-mineral primer dan fragmen-fragmen batuan. Gelas-gelas vulkanik sebagai penyusun utama vitric tuff mudah terubah dalam lingkungan basa membentuk larutan yang mengandung kation Si. Sedangkan pelarutan mineral-mineral primer dan fragmen-fragmen batuan menghasilkan larutan yang mengandung kation-kation Ti+4, Al+3, Ca+2, Na+, K+, Fe+3 dan Mg+2. Larutan dari kedua macam proses tersebut bercampur membentuk larutan silikat. Apabila terjadi kristalisasi, larutan silikat ini membentuk mineral-mineral sekunder seperti montmorilonit. Kedudukan lapisan bentonit tegak dengan arah TimurTimurLaut-BaratBaratDaya, sam dengan kedudukan lapisan disekitarnya. Kramik merupakan salah satu perkakas yang sering digunakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut penggunaannya, bahan keramik dikelompokkan menjadi 2 yaitu keramik tradisional dan fungsional. Hasil pengujian sifat-sifat fisik keramik dan keplastisan adonannya adalah: - Susut kering ideal keramik rata-rata 4,68 – 5,25% dengan komposisi: feldspar ‘Mayong’ (44 – 45%), kaolin ‘Malang’ (44-45%0 dan bentonit (10-12%), sedangkan susut bakar idealnya rata-rata 4,43 – 5,62% dengan komposisi: feldspar ‘Mayong (44-45%), kaolin ‘Malang’ (44-45%0 dan bentonit (10-12%). Kandungan bentonit yang semakin besar, meningkatkan penyusutan keramiknya. - Keramik dengan susut kering dan bakarnya ideal, memiliki porositas rata-rata 35,042 – 39,473% yang komposisinya: feldspar ‘Mayong’ (44-45%), kaolin’Malang’ (44-45%) dan bentonit (10-12%). Kandungan bentonit yang semakin besar, meningkatkan porositas keramiknya. - Keramik dengan susut kering dan bakarnya ideal, memiliki modulus patah rata-rata 237,712 – 401,887N/cm2 yang komposisinya: feldspar ‘Mayong’ (44-45%), kaolin’Malang’ (44-45%) dan bentonit (10-12%). Kandungan bentonit yang semakin besar, meningkatkan modulus patah keramiknya. - Adonan yang akan menghasilkan keramik yang susut kering dan bakarnya ideal memiliki air plastisitas rata-rata 41,19 – 44,81 % yang komposisinya: feldspar ‘Mayong (44 – 45%), kaolin’Malang’ (44-45%) dan bentonit (10-12%). Kandungan bentonit yang semakin besar, meningkatkan jumlah air plastisitas adonannya. Kualitas keramik tradisional diantaranya dipengaruhi oelh kekuatan, keseragaman, kekedepan dan kemudahan adonannya dibentuk.

Available in Fulltext

Kata Kunci : Genesa Bentonit, Bahan Baku Keramik, bentonite, vitric tuff, ceramic