Self-Determination Paguyuban Kalijawi dalam Upaya Pemenuhan Hak Keamanan Bermukim di Bantaran Sungai Gajahwong dan Winongo
Sofi Nadya Pangesti, Devy Dhian Cahyati, S.IP, M.A.
2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Studi ini menjelaskan bagaimana peran Paguyuban Kalijawi
dalam upaya pemenuhan hak kemanan bermukim di permukiman bantaran Sungai
Gajahwong dan Winongo. Kondisi permukiman bantaran Sungai Gajahwong dan Winongo
yang berada pada lahan informal serta memiliki kondisi lingkungan cenderung
kumuh menimbulkan keresahan dan rasa tidak aman terhadap berbagai ancaman
akibat keterbatasan akses atas hak-hak dasar bermukim lainnya. Menanggapi
kondisi tersebut, ibu-ibu bantaran sungai menginisiasi berdirinya Paguyuban
Kalijawi. Perempuan memiliki pengalaman subjektivitas yang lebih banyak di dalam rumah maupun tempat tinggal
mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana ibu-ibu Kalijawi memainkan peran vital dalam
memperjuangkan hak keamanan bermukim. Dengan latar belakang dominasi budaya
patriarki yang seringkali menempatkan perempuan di ranah domestik, penelitian
ini menunjukkan kemampuan agensi perempuan mengartikulasikan pilihan nasib
mereka sendiri dalam ranah publik dan strategis melalui keterampilan ageniknya. Untuk menelisik lebih
dalam lagi, penelitian ini menggunakan konsep kemanan bermukim dan feminisme
untuk membantu memahami konteks sosial budaya pada ibu-ibu Paguyuban Kalijawi.
Kemudian, untuk mengetahui bagimana ibu-ibu Paguyuban Kalijawi mampu
menunjukkan agensinya dalam upaya pemenuhan hak keamanan bermukim digunakan konsep
self-determination milik Diana Meyers untuk membedah bagaimana
keterampilan agenik ibu-ibu Kalijawi bekerja. Untuk menyelidiki hal
tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis studi
kasus melalui wawancara mendalam, observasi lapangan serta studi literatur dan
dokumentasi. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa (1) Mayoritas permukiman bantaran Sungai Gajahwong dan
Winongo memiliki jaminan keamanan bermukim yang rendah, (2) Paguyuban Kalijawi
berhasil menciptakan lingkungan pemukiman yang lebih aman dan layak melalui
program penataan permukiman, (3) Ibu-ibu Paguyuban Kalijawi membuktikan
kapabilitas perempuan dalam memimpin perubahan sosial tetapi juga menginspirasi
perubahan tata kehidupan sosial yang lebih setara dan adil di masyarakat. (4) Konsistensi dalam mengatikulasikan
pilihan nasib ditunjukkan melalui keterampilan agenik ibu-ibu Kalijawi (5)
Lingkungan yang tidak diskriminatif dan kesadaran kritis mendorong ibu-ibu
Paguyuban Kalijawi melakukan penataan permukiman secara aktif dan mamungkinkan
mereka untuk merawat keberdayaan agensinya,
This study explains the role of the Kalijawi Association
in efforts to fulfill the right to security in settlements along the Gajahwong
and Winongo rivers. The condition of settlements on the banks of these rivers,
which are located on informal land and tend to be slums, causes anxiety and
insecurity due to various threats and limited access to other basic settlement
rights. In response to these conditions, riverbank women initiated the
establishment of the Kalijawi Association. Women have more subjective
experiences in their homes and residences. This study aims to examine how
Kalijawi women play a vital role in fighting for the right to settlement
security. Against the backdrop of patriarchal cultural dominance that often
confines women to the domestic sphere, this study shows the ability of women's agencies
to articulate their own choices in public and strategic spheres through their
agenic skills. To explore more deeply, this study uses the concepts of living
security and feminism to help understand the socio-cultural context of the
women of the Paguyuban Kalijawi. Then, to find out how the women of the
Paguyuban Kalijawi were able to demonstrate their agency in efforts to fulfill
the right to security of settlements,
Diana Meyers' concept of self-determination was used to examine how the
agenic skills of Kalijawi women operated. To investigate this, the researcher uses a
qualitative approach with case study analysis through in-depth interviews,
field observations, and literature and documentation studies. The findings of
the study show that (1) most of the settlements on the banks of the Gajahwong and
Winongo Rivers have low security of settlement, (2) Paguyuban Kalijawi has
succeeded in creating a safer and more decent residential environment through
the settlement arrangement program (3) the women of the Paguyuban Kalijawi have
demonstrated the capabilities of women in leading social change and inspirng
changes towards a more equitable social life system in society, (4) consistency
in taking responsibility for fate choices is shown through teh agenic skills of
Kalijawi (5) a non-discriminatory environment and critical awareness encourage
the women of the Paguyuban Kalijawi to actively organize settlements and
empower their agencies.
Kata Kunci : keamanan bermukim, keterampilan agenik, women agency. Paguyuban Kalijawi