Gender dan Demokrasi : Bagaimana Demokrasi Mendorong Demokratisasi dalam Lanskap Politik Islam Iran
SYIFA AULIA SALSABILA, Dr. Diah Kusumaningrum, S.IP., M.A.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Sejak revolusi tahun 1979, demokrasi di Iran mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Faktanya, Indeks Keadaan Demokrasi Global (GsoDI) menunjukkan bahwa Iran memiliki hak-hak dasar yang buruk di bawah rata-rata global dan regional. Banyaknya kekerasan berbasis gender, yang terjadi di bawah pemerintahan totaliter, bukanlah hal yang baru dan sudah menjadi bagian dari diri kita sendiri. Agenda utama Ayatollah Ruhollah Khomeini (1979–1989) setelah ia berkuasa saat itu adalah menguasai tubuh perempuan di bawah negara. Sayangnya hal tersebut masih bisa kita lihat hingga saat ini dan bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan perempuan sehari-hari. Seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini harus mati di tangan polisi moral Iran karena dianggap tidak mengenakan cadar dengan benar. Jadi suka atau tidak suka, perempuan di sanalah yang harus memperjuangkan haknya dan membangun negara yang lebih demokratis dan adil bagi seluruh rakyatnya. Dalam skripsi ini, saya akan menulis tentang bagaimana gerakan Mahsa Amini mempengaruhi demokratisasi.
Since the revolution in 1979, democracy in Iran has experienced a very sharp decline. In fact, The Global State of Democracy Indices (GsoDI) shows that Iran is having poor fundamental rights below the global and regional averages. The amount of gender-based violence, under totalitarian government there, is nothing new and internalized. The main agenda of Ayatollah Ruhollah Khomeini (1979–1989) after he came to power at that time was to control women's bodies under the state. Unfortunately, we can still see this until now and it has even become a part of women's lives every day. A 22-year-old woman named Mahsa Amini had to die on the hands of Iran's moral police because she was deemed not to wear the veil properly. So whether they like it or not, it is the women there who must fight for their rights and build a country that is more democratic and fair to all its people. In this thesis, I will write about how the Mahsa Amini movement influenced democratization.
Kata Kunci : gender, demokrasi, gerakan feminis, Mahsa Amini