Laporkan Masalah

Islam, Nation-Building, and Foreign Policy Nexus: The Rise and Fall of Imran Khan's Hegemony in Pakistan

Gianina Edella, Dr. Luqman-nul Hakim

2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Kemenangan Imran Khan dalam pemilihan umum Pakistan tahun 2018 lalu dimungkinkan oleh wacana anti-Barat, anti-pemerintah, dan Islamisme yang menjadi basis pendukungnya. Namun, dipecatnya Imran Khan dari jabatannya selaku Perdana Menteri menunjukkan kegagalannya dalam mempertahankan koalisi dan posisi hegemoninya. Melalui analisis diskursus politik (political discourse analysis), skripsi ini mengkaji bagaimana populisme Imran Khan tidak mampu mempertahankan wacana dan posisi hegemoninya di antara mitra politik utama Pakistan, dan bagaimana wacana Imran Khan menjadi 'lemah' saat dihadapi dengan tekanan internasional. Skripsi ini menguraikan tiga aspek: dislokasi struktural yang menjadi ruang untuk naiknya Imran Khan, strategi politik elektoral yang ia upayakan untuk menggapai status hegemonik, dan kondisi yang mengakari krisis hegemoni Imran Khan.

Skripsi ini mengeksplorasi sejarah sosial-politik Pakistan dan dampak ketiga wacana—yakni Islam, anti-Barat, dan anti-pemerintah—dalam memengaruhi perpolitikan Pakistan. Skripsi ini menyimpulkan bahwa jatuhnya hegemoni Imran Khan disebabkan oleh kurangnya kekuatan Islamisme dalam memaknai dan menjadi dasar bagi perancangan kebijakan luar negeri dan bina bangsa Pakistan. Warisan demokrasi neoliberal melemahkan posisi anti-Barat dan anti-pemerintah Imran, dan menjadi katalis bagi pembentukan hegemoni tandingan (counterhegemony). Gabungan dari faktor-faktor tersebut menyebabkan munculnya mosi tidak percaya yang menjadi latar pemecatan Imran Khan.

Imran Khan’s 2018 victory was made possible due to his discourses of anti-West, anti-establishment, and Islamism that constitute his popular support. Yet, his removal from office demonstrates his failure to maintain his coalition and his hegemonic position. By utilizing Political Discourse Analysis (PDA), this thesis argues that Imran Khan’s populism is unable to maintain his fragile hegemonic position among Pakistani key coalition allies, nor can it persevere under international pressures. This thesis addresses three aspects: the structural dislocations that Imran Khan aims to fill, the strategies to pursue his hegemonic status through electoral politics, and the conditions that foster Khan’s hegemonic crisis. As such, this thesis analyzes Pakistan’s socio-political history and the relevance of the three main discourses, namely Islam, anti-West, and anti-establishment, in affecting Pakistan's political outcomes. This thesis finds that Imran’s fall is owed to the insufficiency of Islamism in creating long-term nation-building and foreign policy objectives. The legacies of neoliberal democracy weakened Imran’s anti-West and anti-establishment position, prompting the formation of the new counter-hegemonic bloc behind his no-confidence vote.

Kata Kunci : Imran Khan, Pakistan, Islamism, hegemony, political discourse analysis

  1. S1-2024-439406-abstract.pdf  
  2. S1-2024-439406-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-439406-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-439406-title.pdf