Respirasi Tanah pada Tegakan Eukaliptus Hibrida di Petak 18 Wanagama, Gunungkidul, Yogyakarta
Pristyakusuma Dwi Fajriani, Dr. Ir. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc., IPM.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Hutan Wanagama I merupakan lahan hutan yang gundul dan
tandus yang dikenal dengan istilah “tanah berbatu” yang berarti lahannya
memiliki dominan batu daripada tanah. Atas dasar tersebut Fakultas Kehutanan
mengambil peran untuk melakukan suksesi hutan sehingga menjadi contoh sukses
rehabilitasi lahan kritis di Indonesia. Di hutan wangama terdapat persilangan Hibrida
antara Eucalyptus pellita x Eucalyptus urophylla di petak 18
Hutan Pendidikan Wanagama untuk menghasilkan keturunan dengan karakter yang
baik dari tetuanya. Mengingat bahwa hutan memiliki peranan peranan penting
dalam siklus karbon sebagai penghasil emitter alami maka penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui respirasi tanah pada tegakan eukaliptus di
wanagama serta mengetahui respirasi tanah dengan performa tegakan yang berbeda
berdasarkan nilai volumenya.
Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan tegakan
eukaliptus hibrida sebagai bahan penelitian. Pengukuran respirasi tanah
dilakukan dengan menggunakan alat bernama IRGA (Infrared Gas Analyzer).
Metode ini menggunakan pengukuran terus menerus setiap detik selama 2 menit.
Pengukuran dilakukan tegakan eukaliptus hibrida wanagama yang terdiri dari 9
petak ukur dengan berdasarkan performa tegakan atas lbds. Masing-masing petak
ukur terdapat 2 kali pengukuran, dalam 1 pengukuran terdapat 2 kali
pengulangan.
Hasil penelitian menunjukan hasil yang tidak terlalu
signifikan antara petak ukur satu dengan yang lainnya dikarenakan faktor yang
mempengaruhinya tidak terlalu nyata. Faktor yang mempengaruhi nilai respirasi
tanah adalah pH, suhu tanah, curah hujan, kelembaban, dan interaksi antar
mikroorganisme
Wanagama Forest I is a barren and barren forest land
known as "rocky land," meaning its terrain is dominated by rocks
rather than soil. Based on this, the Faculty of Forestry takes on the role of
forest succession to serve as a successful example of critical land
rehabilitation in Indonesia. In Wanagama forest, there is a hybrid cross
between Eucalyptus pellita x Eucalyptus urophylla in plot 18 of
Wanagama Education Forest to produce offspring with favorable traits from their
parents. Considering that forests play a crucial role in the carbon cycle as
natural carbon emitters, this study aims to investigate soil respiration in
eucalyptus stands in Wanagama and to understand soil respiration in relation to
the performance of stands based on their volume.
This research utilizes hybrid eucalyptus stands as the
research material. Soil respiration measurements are conducted using a tool
called an IRGA (Infrared Gas Analyzer). This method involves continuous
measurements every second for 2 minutes. The measurements are carried out on
hybrid eucalyptus stands in Wanagama, consisting of 9 measurement plots based
on stand performance in terms of LBDS (Location Based Data Services). Each
measurement plot undergoes 2 measurements, with 2 repetitions.
The
research results indicate non-significant differences between the measurement
plots, primarily due to factors that do not exert a pronounced influence.
Factors influencing soil respiration values include pH, soil temperature,
rainfall, humidity, and interactions among microorganisms.
Kata Kunci : Eucalyptus pellita x Eucalyptus urophylla, Eukaliptus hibrida, respirasi tanah